Berita

Ketua PBNU: Tahlilan Jangan Memberatkan, Bisa Dilakukan dengan Sederhana

PERADABAN.ID – Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Bidang Keagamaan KH Ahmad Fahrur Rozi menegaskan bahwa tahlilan tidak perlu memberatkan shohibul musibah, terlebih bisa dilakukan dengan sederhana dan semampunya.

“Tidak ada kewajiban yang memberatkan. Tahlilan itu tradisi yang dilakukan secara sukarela,” kata Gus Fahrur sapaan akrabnya, dikutip dari NU Online pada Rabu (21/12/2022).

Diketahui belakangan ini sedang viral cuitan warganet yang menyatakan keberatan dengan peringatan kematian selama 7 hari, 40 hari dan seterusnya yang dikaitkan dengan kondisi ekonomi keluarga almarhum.

Baca juga:

Padahal menurut Gus Fahrur, tahlilan bisa digunakan untuk menghibur keluarga almarhum agar tidak merasa sedih dalam kesendirian. Bahkan di beberapa tempat, banyak warga atau tetangga yang melakukan gotong royong untuk membantu warga, seperti membawa bahan makanan untuk dimasak dan dijadikan jamuan bersama.

“Itu tradisi gotong royong masyarakat, yang takziah biasanya biasanya membawa bahan makanan untuk dimakan bersama,” lanjutnya.

Gus Fahrur mencontohkan di desanya warga melakukan gotong royong agar keluarga duka tidak repot.

Adapun sebagian warga yang sampai menyembelih sapi biasanya dilakukan keluarga mampu. Niatnya untuk silaturahim dan saling menguatkan, termasuk juga sedekah, ucapan terima kasih, termasuk juga mendoakan si mayit.

“Yang menanggapi sinis karena hanya melihat dari jauh saja. Sebenarnya tidak ada yang mewajibkan dan dilakukan secara sukarela. Tujuan berdoa dan sedekah jelas baik, dan berpahala,” tegasnya.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button