Berita

Ultah Jokowi, Bendum Ansor Persembahkan Buku “Awas Digulung Arus Sejarah”

PERADABAN.ID – Addin Jauharudin mengaku inspirasi yang melatarbelakangi munculnya buku berjudul Ultah Jokowi Awas Digulung Arus Sejarah berawal dari ketidaksengajaan dienghujung akhir 2022, saat dirinya menghadiri kegiatan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di Jenewa-Swiss dan saat dirinya berkunjung ke berbagai negara.

Addin membaca sebuah buku yang berisi pidato kenegaraan periode pertama Presiden Jokowi, yang diterbitkan Kompas mengenai pidato. Sudah menjadi kebiasan rutin, kemanapun selalu membawa buku-buku baru.

“Saya baca segala macam buku, kemudian saya melihat kehidupan di Eropa. Lalu saya bertanya kenapa Indonesia tidak bisa semaju Eropa? Padahal Indonesia punya segalanya untuk bisa maju dan keluar dari middle Income Trap. Saya baca dari kalimat di pidato-pidato presiden, banyak kalimat-kalimat bagus yang menggugah. Mudah dipahami dan dicerna. Kenapa pidato ini tidak menjadi kesadaran yang membekas dan menggerakkan alam bawah sadar masyarakat Indonesia. Kita perlu satu pandangan bersama, bahwa bangsa ini harus segera berbenah. Semua bergerak, jangan ada yang berpangku tangan. Maka ini perlu pedoman yang mudah dipahami, sebuah roadmap yang disimplifikasi menjadi satu model yang bisa dipahami oleh seluruh masyarakat Indonesia?kenangnya, Kamis (22/6/2023)

Bendahara Umum Gerakan Pemuda (GP) Ansor itu kemudian tergerak untuk mengumpulkan pidato, amanat presiden yang disampaikan dalam berbagai forum. Termasuk, mengukur data dan fakata capaianannya di lapangan.

Setidaknya, bagi dia, butuh waktu 8 bulan untuk merampungkan buku dengan alih bahasa Indonesia, Arab, dan Inggris. Penggunaan 3 bahasa itu dinilai menjadi sangat penting untuk menyadurkan data kepada warga dunia mengenai Indonesia dengan segala dinamika dan perkembangannya.

“Kita ingin, ketika negara luar memandang Indonesia bukan hanya dari media apalagi sosmed. Tapi bersumber dari buku langsung. Kita perlu memberi gambaran utuh bahwa bangsa ini sedang berlari, bertransformasi. Maka jangan pernah ragu untuk ke Indonesia. Infrastruktur kita di bangun, kualitas SDM meningkat. Maka datanglah ke Indonesia, baik untuk berinvestasi, berkunjung mau pun kerja sama dalam berbagai bidang,” imbuhnya.

Baca juga:

Addin sapaan akrabnya, menjelaskan kenapa dirinya menyematkan kata “Awas” dalam judul bukunya. Tidak hanya seringkali diucapkan oleh Presiden menurutnya, tetapi juga langkah mitigasi dalam aras perubahan yang terus bergerak dengan akselerasi teknologi yang begitu cepat.

“Kalau kita gak segera berbenah, kita nggak segera meningkatkan dalam berbagai macam hal. Kita siap-siap menjadi bangsa yang tertinggal dibandingkan dengan negara-negara lain,” lanjut Addin.

Mengenai infrastruktur, Addin memberikan apresiasi. Kendati demikian, dirinya menitipkan agar penguatan dan pengelolaan sumber daya yang harus berjalan beriringan sebagai hal elementer dalam pembangunan Indonesia hari ini dan ke depan.

Memandang Joko Widodo, dengan segala capaiannya, bagi Addin adalah capaian luar biasa termasuk bagian berkesinambungan dari pemimpin sebelumnya. Jika Soekarno membangun Ideologi bangsa, maka Soeharto mendorong aras kesejehteraan.

Sementara Habibie, Gus Dur, Megawati dan SBY yang merampungkan masa transisi dengan sagat lugas. Yang dibangun Pak Jokowi adalah kaki, infrastruktur.

“Artinya bangsa ini sudah dibangun kepalanya, perutnya, hatinya kemudian kakinya. Maka kemudian tidak ada kata lain ke depan, tinggal bagaimana memacu dengan cepat sumber daya manusi kita menjadi luar biasa,” tutur Addin.

Mengenai isi buku, Addin mengaku belum melakukan komunikasi dan diskusi dengan Presiden kendati Presiden sudah mengetahui keberadaan buku ini. Semua draft buku Dummy yang diajukan ke Presiden, maupun cover dan design, semuanya diterima utuh. Artinya, lanjut Addin, sudah mengiyakan.

Tuturnya menekankan, buku ini adalah murni analisis, pengamatan, lalu merangkum dan meramu dengan capaian-capaian Presiden di masa pemerintahannya.

“Dan alhamdulillah buku ini sudah rampung dicetak Kompas. Buku ini saya hadiahkan sebagai kado ulang tahun ke-62, Presiden RI, Ir. H. Joko Widodo, juga didedikasikan bagi seluruh rakyat Indonesia, terutama generasi muda-pewaris peradaban bangsa,” tandasnya.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button