Berita

Transformasi Dakwah NU, KH Cholil Nafis: Dai Harus Seperti Apoteker

PERADABAN.ID – Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Cholil Nafis mengatakan bahwa menjadi dai itu seperti apoteker. 

“Seperti apoteker, kita harus tahu obat mana yang diperlukan oleh pasien kita. Artinya, bisa mengetahui permasalahan apa yang diperlukan oleh masyarakat,” kata Kiai Cholil Nafis dalam Penguatan Kelembagaan Dai-Daiyah NU, di Kantor PBNU, Minggu (6/8/2023).

Selain apoteker, menjadi dai tidak boleh terlalu berekspektasi lebih, mula-mula kita harus menggaransi diri kita diterima terlebih dahulu oleh masyarakat. 

Baca Juga

Setelah diterima oleh masyarakat, sebagai dai, kita perlu mencermati kondisi zaman yang sedang terjadi.

“Tantangan kita adalah soal perang ideologi, kalau cari penceramah mampu mengkritik pemerintah; KH Syukron Makmun, dicari pendakwah yang bisa beretorika dengan baik; KH Zainuddin Mz, pendakwah yang bisa diterima oleh anak muda; Aa Gym, bisa bernyanyi dan bersolek; Uje,” terangnya.

Baca Juga

“Nah, sekarang polarisasi terjadi di ruang yang lebih beragam. Dan yang terjadi sekarang ini adalah perang ideologi, bagaimana pendakwah bisa membangun narasi untuk melakukan koreksi terhadap kapitalisme, sosialisme, dan komunisme,” lanjutnya. 

Dalam menjangkau pemahaman yang bisa mendewasakan praktik keagamaan, Kiai Cholil Nafis berpesan agar dai juga mendorong tiga fungsi dakwah; pertama, menjadi key opinion leader, menjadi cultural broker dan memiliki kapasitas substansi yang bisa diandalkan. 

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button