Opini

Tidak Ada Jalan yang Tidak Diisi Manusia

PERADABAN.ID – Sidoarjo, 7 Februari 2023 adalah lautan manusia. Sejak tanggal 7 dini hari, dalam radius kurang lebih 5 km, jutaan warga Nahdliyin berkerumun di bawah payung bulan dan kemudian terik matahari.

Mereka berkumpul dengan satu tujuan, bertabarruk, ngalap berkah raksasa dari ihtifal akbar Resepsi Puncak 1 Abad Nahdlatul Ulama.

Jalur lalu lintas mati total atau macet total. Kenapa demikian? Di jalur arteria tau non-tol, kemacetan relatif bisa diurai. Kalau jalan tol, malah tidak bisa langsung terurai.

Gerbang Tol Sidoarjo itu persis di depan Stadion. Pada hari itu, jalan raya sekitar stadion sudah penuh sesak di duduki nahdliyin sejak tengah malam.

Baca Juga

Sudah sejak dini hari, gerbang tol Sidoajro tidak bergerak sama sekali, catat, sudah sejak dini hari.

Bahkan muncul candaan, Pintu Tol Sidoarjo tidak lagi dijaga petugas karena sudah dikudeta sama ibu-ibu Muslimat NU. hehe

Setahuku juga, dari informasi yang kudengar dan kubaca lewat media-media digital, maupun radio, sebenarnya Lantas Polda Jawa Timur dan Polres Sidoarjo sudah mengantisipasi dengan menggunakan skema titik drop zone-drop zone di wilayah tertentu, terutama akses masuk ke GOR Delta Sidoarjo.

Pun mereka meminta agar para jama’ah untuk tidak menduduki semua jalan, dengan menyisakan 1 jalur di jalanan sekitar stadion, terutama yang terhubung dengan gerbang tol untuk keperluan lalu lintas agar tidak macet total.

Tidak ada jalan yang tidak diisi manusia. Kalau tidak duduk, ya berdiri.

Baca Juga

Soal banyaknya rombongan kiai, Syuriah PBNU dan tamu undangan dari luar negeri yang terjebak tol kemarin.

Saya menyadari dengan sungguh, menghormati dengan sangat, beliau-beliau para kiai dan para masyayikh. Maka saya berkesimpulan: Kiai-kiai sengaja ditakdirkan di jalan tol dan sudut jalanan, biar para jamaah di manapun tetap hujan-hujanan, tetap keluberan berkah, tetap kesetrum.

Jadi tidak perlu gegeran, “kiaiku tidak dimuliakan, tidak diajeni, terlantar di tol, jalan kaki.”

Apalagi gegerannya di medsos, nulis status dengan enak di bawah semilir dingin AC, lucu.

Yusuf Ali Syafruddin

Pegiat di Kajian Islam dan Kebangsaan

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button