33 Kutipan Abadi KH Cholil Bisri, Begawan Politik PKB
PERADABAN.ID – Dalam kancah politik Indonesia, KH Mohammad Cholil Bisri, atau Mbah Cholil, memainkan peran penting dalam sejarah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Lahir pada tahun 1941 dan wafat pada 23 Agustus 2004, Mbah Cholil dikenal sebagai kiai kharismatik, penulis prolifik, politisi berpengaruh, dan pemimpin spiritual di Pesantren Raudlatut Thalibin, Rembang, Jawa Tengah.
Dididik dengan nilai-nilai keislaman dan nasionalisme yang kuat, Mbah Cholil awalnya tidak tertarik pada politik. Namun, nasihat dari KH Ali Maksum Krapyak mengubah pandangannya, mendorongnya untuk terjun ke dunia politik, termasuk berperan dalam pembentukan PKB.
Baca Juga
- Berita dan informasi Gus Yahya terbaru
- Kader Ansor Semakin Beragam, Dwi Winarno: Ansor Memiliki Peran Lebih dari Organisasi Kepemudaan
Selain sebagai kiai dan politisi, Mbah Cholil Bisri juga dikenal sebagai pemikir mendalam. Karya KH Cholil Bisri sangat beragam, mulai dari Menuju Ketenangan Batin, Ketika Nurani Bicara, terjemahan Ilmu Mantiq, dan lain sebagainya.
Redaksi peradaban.id mencoba merangkum pemikirannya dalam 33 kutipan yang menggambarkan kebijaksanaan dan pandangannya tentang kehidupan, agama, dan politik. Mari kita simak 33 kutipan inspiratif dari KH Cholil Bisri.
Baca Juga 33 Kutipan Terbaik Gus Yahya: Pandu Peradaban Abad 21
- NU itu sering diludahi.
- NU sering tidak mendapatkan apresiasi yang pantas, bahkan dalam berbagai momentum justru sengaja disingkirkan.
- Kalau kau menyerah, kau membuang peluang untuk menang.
- Kalau kau berbicara dengan hatimu, engkau akan didengarkan.
- Nek wedi, ojo wani-wani. Nek wani, ojo wedi-wedi.
- PBNU secara moral bertanggun jawab untuk menjaga PKB, karena PBNU-lah yang melahirkan PKB dan menjadikan parpol itu sebagai sayap politik bagi warga NU.
- PKB itu miliki para kiai dan konstituen
- Khiththah sebagai hasil Muktamar 1984, sungguh menjanjikan. Dengan alat itu potensi NU akan dikembangkan. Dan pada gilirannya NU menjelma menjadi kekuatan bangsa yang dahsyat.
- Khiththah dalam makna aslinya “Kawasan tanpa hujan”, mesti diterjemahkan dengan sebanar-benarnya di lapangan. Agar NU tidak akan memberikan pantatnya disengat kalajengking dari lobang satu dua kali (la yuldaghul mukminu min juhrin wahidin marratan).
- Atas nama stabilitas demi pembangunan, penguasa yang amat berkuasa sengaja meminimalisir partisipasi substansial rakyat dalam politik.
- Reformasi itu memperbaiki keadaan, tetapi keadaan tidak diperbaiki. Masih banyak pihak-pihak yang mengambil kesempatan untuk dirinya sendiri, untuk menguntungkan pribadi dan untuk menguntungkan golongannya.
- Saya tak butuh Pak Harto, Tapi saya hanya butuh Tuhan!
- Partai yang mengaku berislam sekalipun yang diperebutkan juga kekuasaan. Padahal kekuasaan itu nisbi sekali, bisa menggelincirkan orang, bisa membuat silau seseorang, dan bisa membuat orang larut dalam kekuasaan.
- Provokator adalah isim fa’il dari provokasi. Artinya orang yang melakukan pekerjaan provokasi. Provokasi (provocation) mempunyai makna pancingan atau penghasutan. Kalau disetujui provokasi sama dengan hasut, menurut Syaikh Muhammad Amien al Kurdi, itu berarti kebencian atau ketidaksukaan seseorang terhadap nikmat Allah yang dilimpahkan kepada saudaranya. Dia sangat ingin nikmat Allah lengser dari saudaranya itu.
- Inti dari demokrasi adalah musyawarah
- Untuk dapat berjuang bukanlah harus ada di dalam struktur
- Saya ini seorang olahragawan, sedangkan olahragawan berkawan dengan siapa saja. Jadi saya tidak mau menggangu mereka. Memang mereka berbeda dalam ideologi, tetapi mereka juga adalah tetangga saya, bahkan tetangga dekat yang hanya dipisahkan oleh sekat dinding
- Kalau itu adalah bagian kamu, pasti kamu akan memperolehnya. Tetapi kalau itu bukan milikmu, biar dikerjakan juga pasti sia-sia.
- Ada tiga orang yang patut dikasihani dalam dunia: pertama, orang kaya yang jatuh melarat. Kedua, orang yang terhormat yang jatuh hina. Ketiga, orang yang pintar yang dipermainkan oleh orang-orang bodoh.
- Janganlah mencari kesempurnaan dalam diri pasanganmu. Karena tugas masing-masing dari kalian saling menyempurnakan.
- Kebaikan dan murah senyumlah memuji pasangan walau terkadang pujian tersebut tidak nyata adanya.
- Makna Allahu Akbar adalah aku sangat kecil sekali
- Kita telah berada pada posisi jauh dari Allah dengan aneka kengawuran dan keengganan mengabdi secara tulus yang ditengarai oleh keberatan berkorban. Keengganan dan keberatan saja menjadi pertanda ketipisan iman.
- Mukmin yang tidak “dibiarkan” sengsara oleh Allah adalah yang dengan imannya mampu mendekatkan kepada Allah. Mendekatkan diri yang ditengarai dengan kemauan untuk memenangkan penghambaan dari pada kepentingan. Mengorbankan kepentingan demi penghambaan, pengabdian.
- Mengorbankan kepentingan pribadi demi capaian yang lebih besar dan luas, memang bukan pekerjaan mudah. Diperlukan ketulusan mengabdi yang dalam. Pengabdian yang mampu mengalahkan kepentingan, seperti dicontohkan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail.
- Kedekatan dengan Allah berarti menjaga diri dari kemungkinan deraan kesengsaraan, karena tentu Allah tidak akan membiarkan yang dekat dengan-Nya menderita.
- Seberapa besar pengorbanan yang diberikan menjadi ukuran sebesar apa iman dan cinta kita terhadap sesuatu diikrarkan.
- Shalawat Jibril adalah amaliah rutin kiai-kiain kuno sebagai wirid rutin untuk meraih keberkahan dalam segala hajat.
- Takbir merupakan ungkapan untuk menunjukkan bahwa yang melantunkannya sangat kecil, sedangkan hanya Pemilik nama yang disebut itulah Yang Maha Besar.
- Kumandang “tahmid” yang beriringan dengan takbir pada malam Idul Fitri sejatinya merupakan bentuk pengakuan, bahwa segala apa yang ada pada diri manusia adalah milik-Nya.
- Rasa kebesaran yang selama ini muncul dalam diri manusia sehingga memongahkan sikap hanyalah asumsi yang keliru. Sebab, manusia itu kecil sekecil-kecilnya dan hanya Allah swt satu-satunya Zat Yang Maha Besar.
- Manusia tidak lebih dari wadah dari kotoran mengingat lubang-lubang tubuh tak pernah berhenti memproduksi kotoran.
- Mestinya lebaran ditandai dengan merasa kecil, merasa kotor, dan merasa ketitipan atas segala kenikmatan yang Allah swt berikan. Dengan begitu, menurutnya, umat Islam dapat meraih hakikat lebaran, yakni kebebasan, tidak dibebani dengan dosa setelah usai berpuasa Ramadhan.
One Comment