Opini

Untuk Para Pelayan Tamu Allah

PERADABAN.IDSemua punya tugas yang berbeda-beda, namun tetap dengan satu semangat yang sama, melayani para tamu Allah yang mulia.

Sahabat-sahabat, selamat bertugas, selamat mengemban amanah dan tanggung jawab yang tidak ringan, sama sekali tidak ringan. Menjadi Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) adalah satu tugas maha agung dengan ganjaran pahala agung juga tentunya.

Petugas Haji Indonesia adalah petugas terbanyak, linear dengan jumlah jamaah haji yang terbanyak pula di dunia, kalian hari ini sudah berada di Sektor Mekkah, Sektor Madinah, Bir Ali dan Sektor Bandara. Semua punya tugas yang berbeda-beda, namun tetap dengan satu semangat yang sama, melayani para tamu Allah yang mulia.

Tahun haji kali ini, semangat Kemenag RI tetap sama dengan tahun kemarin, yakni “Haji Ramah Lansia”, satu semangat untuk melayani “lebih” para Lansia yang berangkat menunaikan Ibadah Haji.

Teringat pesan saat Bimtek kala itu, para lansia adalah kakek, nenek dan orang tua kita sendiri, layani mereka seperti kita melayani orang tua kita sendiri.

Baca Juga

Yang akan kita layani adalah jamaah haji dari seluruh Indonesia yang banyak dari mereka baru pertama kali menunaikan ibadah haji, baru pertama kali ke luar negeri, atau bahkan pertama kali naik pesawat terbang.

Jelas ini adalah tantangan tersendiri, ada kalanya bahkan mereka tak paham berbasa Indonesia, hanya bisa berbahasa daerah asalnya.

Ada satu pengalaman saya saat bertugas di Sektor Bandara tahun haji kemarin, di Bandara Jeddah waktu itu, salah satu jamaah haji Kloter SUB, kakek-kakek sudah sepuh, bertanya dengan sangat sopan,

“Dik, WC di sebalah mana?” saat beliau beserta rombongannya memasuki ruang istirahat bandara,

“ Di sebelah kanan ada Bapak, di sebelah kiri juga ada, itu ada pintu keluar, mari saya antar”

Beliau menjawab, “Tidak usah Dik, saya bisa sendiri”,

“Baik Bapak, silahkan”.

Lalu tak berselang lama, beliau kembali, “Dik, Ndak ada WC nya, di mana ya?”,

Saya langsung bergegas, “Mari Bapak saya antar”,

Setelah sampai “Ini bapak untuk laki-laki, sebelah sana itu untuk perempuan”.

Beliau lantas menjawab “Lho ini kan toilet tulisannya, mana kok ndak ada tulisan WC nya”. Ya begitulah, obat capek kata kawan-kawan yang bertugas, haha.

Sahabat-sahabat para petugas haji,

Kerja sahabat adalah kerja hati, bukan hanya kerja fisik dan pikiran, memang ada SOW nya, ada waktunya, ada shift-nya, namun kadang, kita harus dihadapkan pada keadaan yang kita semua harus melupakan sejenak ego kita, capek kita, lelah kita, jangan pernah egois.

Baca Juga Bertemu Menhaj Saudi, Gus Yaqut Ajukan Prioritas Layanan Haji Disabilitas dan Lanjut Usia

Coba bayangkan, bagaimana besarnya pahala kita yang sebagai pelayan para tamu Allah. Tugas kita di Tanah Suci adalah menjadi petugas haji, menjadi pelayan para jamaah, ketika kita diberi kesempatan Allah untuk bisa melakukanu, ziarah makam Kanjeng Rosul, bahkan punya kesempatan melaksanakan Haji, itu adalah Bonusnya saja.

Lelah itu biasa, tidur duduk itu biasa, telat makan itu biasa, berjam-jam mengantar jamaah tersesat itu biasa, mbopong Lansia itu biasa, apalagi nanti ketika puncak Armuzna, harus ada energi 1000 % yang kita siapkan.

Di Arafah akan banyak yang tersesat, memastikan ketersediaan air panas, obrak-obrak petugas Katering sana untuk Dahar para jamaah, belum lagi di Muzdalifah, di Mina, di Jamarat, itu titik crawded jamaah haji, tidak pulang ke hotel 3 hari itu sudah biasa.

Habiskan semua hati, tenaga dan pikiran untuk para tamu Allah, habiskan capek kita, siapa tahu amal-amal ibadah kita itu kelak yang bisa menyelamatkan kita ketika di Mahsyar.

Baca Juga

Segala capek, lelah, keringat, akan menjadi pengalaman ruhani dan cerita yang sangat luar biasa, yang mungkin hanya akan kita nikmati sekali seumur hidup kita.

Tetap jaga “Petugas haji terbaik dari seluruh dunia” satu pengakuan yang disematkan Saudi Arabia untuk kita. Tetap jaga jamaah haji kita agar tetap menjadi Jamaah haji yang paling taat aturan, paling rapi, paling disiplin. Jangan nodai dengan sikap dan tingkah laku kita yang bisa mencoreng nama PPIH, Kemenag RI dan Indonesia.

Negara telah mempercayakan amanah ini pada kita, lakukan tugas-tugas kita dengan hati, sekali lagi dengan hati, tenaga dan pikiran kita, semoga lelah dan keringat sahabat-sahabat menjadi aliran pahala.

Semoga menjadi haji yang Mabrur, selamat sampai nanti kembali bertemu keluarga di rumah masing-masing, 75 hari adalah waktu yang sebentar untuk sebuah pengalaman spiritual yang agung. Selamat bertugas Sahabat-sahabat.

*Afif Fuad Saidi, PPIH Sektor Bandara 2023.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Check Also
Close
Back to top button