Opini

Sejengkal Tanah Arafah dan Kesakralannya

PERADABAN.ID – Satu tahun lalu, tengah malam 7 Dzulhijjah kami sampai di Arafah, padang gersang nan tandus seluas 12 km persegi yang akan ditempati wukuf oleh jutaan jamaah haji dari seluruh dunia.

Kami adalah pelayan para tamu Allah dari Indonesia kala itu, dini hari jelang H-1 wukuf, kami mengecek semua kesiapan tenda, ketersedian Air dan Stand By di area tugas yang sudah dibagi sebelumnya, menunggu kehadiran para jemaah haji Indonesia.

Pagi hari sekitar jam 10.00 WAS pada tanggal 8 Dzulhijjah, satu persatu rombongan jemaah haji Indonesia sudah tiba di Arafah, memasuki tenda-tenda yang sudah disiapkan oleh pemerintah KSA. Arafah yang memutih oleh ratusan ribu tenda sudah mulai ramai oleh para tamu Allah yang hendak menjemput hajinya.

Panas sangat di tengah Padang Arafah, kala itu mencapai 45 derajat panasnya. Bentuk tenda yang sama, bentuk kamar mandi yang sama, yang kadang membuat jemaah kita “nyasar” ketika hendak dari kamar mandi menuju tendanya.

Baca Juga

H-1 wukuf, hampir seharian berperang melawan terik dan capai, kami para petugas mengantar jemaah yang nyasar, hanya dibekali denah tenda-tenda, kami harus memastikan mengantar Jemaah sampai ke rombongannya.

Entah sudah berapa ratus kali kami mengguyur air ke kepala dan wajah, entah sudah berapa puluh botol air mineral yang kami minum, lelah, sangat lelah, berjalan kaki puluhan Kilo meter mengantar jemaah haji yang tersesat, mengantar ke kamar mandi, mencari air panas ke dapur petugas Katering jika persediaan air panas di tenda habis, bolak balik ke dapur katering panita Arab karena tenda salah satu kloter belum dapat pembagian nasi dan sebagainya.

Pikiran kami saat itu hanya satu, bagaimana kami melayani para tamu allah dengan sebaik mungkin, sekuat mungkin.

Arafah adalah sakral, salah satu teman kami baru pulang dari mengantar Jemaah yang nyasar, dengan kaki yang sudah tertatih, bertemu dengan jemaah haji yang tersesat dan memintanya untuk diantar, teman kami capai sangat, akhirnya hanya diberi petunjuk berdasarkan denah yang kami punya, lalu ingin bergegas istriahat barang 10 menit meluruskan kaki, apa yang terjadi?

Baca Juga Berikut Susunan Amirul Hajj pada Pelaksanaan Ibadah Haji 2024

Berjam-jam lamanya teman kami berjalan mencari tenda-nya, tenda kami bersama, tidak ketemu-ketemu, padahal sudah lihat peta, mengandalkan signal HP sudah susah, akhirnya sadar dan sholat dua rakaat memohon ampun pada Allah. Ndilalah ketemu tenda kami, dengan wajah pusat pasi sangat kelehan, kawan kami bercerita tentang kesakralan Arafah di atas.

Ah …. Banyak cerita tentang kesakralan Arafah, tentang jemaah Haji sakit yang tiba-tiba sehat, dan banyak lagi, Arafah sangat sakral, bukan padang tandus biasa, ada jutaan manusia yang bermunajat di dalamnya.

Al Hajju Arafah, wukuf di Arafah adalah salah satu rukun haji, wukuf adalah yang membedakan dari ibadah haji dan umrah. Jemaah haji yang sakit-pun harus tetap diupayakan dengan skema Safari Wukuf, wukuf dalam kendaraan yang sudah disiapkan pemerintah Indonesia.

Jelang Dhuzhur tanggal 9 Dzulhijjah, berarti sudah dekat pula waktu wukuf akan dimulai, semua jemaah haji masuk tenda masing-masing, selepas Dzhuhur, wukuf dimulai, dengan diawali oleh Khutbah Wukuf di masing-masing tenda.

Arafah siang itu sunyi, sangat sunyi, padahal ada jutaan orang di dalamnya, semua tertunduk, beristgfar, memohon ampun pada Allah dalam simpuh, menangis mengingat dosa selama ini, bertaubat dengan segala harap untuk dimaafkan, inilah Wukuf untuk menjemput haji para tamu Allah. Yang tedengar hanya lantunan Dzikir, Ayat-ayat Al Quran dan Istigfar.

Baca Juga Haji 2024, Gus Yahya Ajak Umat Islam Patuhi Regulasi Indonesia dan Arab Saudi

Setelah matahari terbenam, Wukuf sudah dilaksanakan, wajah sumringah para jemaah haji terlihat, mereka hendak bersiap untuk Mabit di Muzdalifah lalu ke Mina untuk lempar Jumrah Aqabah, melaksanakan Tawaf Ifadah, Sa`i dan Tahallul, lalu masih melakukan Nafar Ula atau Tsani di Mina sebagai wajib haji.

Perjalanan masih panjang, para petugas sudah sibuk kembali, memastikan jemaah masuk bus yang sesuai dengan rombongannya, hampir Subuh kami selesai bertugas, pelukan saat hendak masuk ke Bus, lambaian tangan para Jemaah haji dalam Bus adalah tangis kami, Semoga haji kita Mabrur ya Bapak, Ibu… lalu kami menangis bersama. Tangis bahagia bagi kami para petugas haji, sudah bisa membersamai, melayani para tamu Allah melaksanakan salah satu rukun hajinnya.

Apa yang Tak diperangi saat di Arafah, ego diri, kesombongan, harus dihilangkan, kita sama, tidak ada pangkat dan jabatan, tidak ada kaya miskin, ke kamar mandi ya harus tetap antri, tidak egois untuk berlama-lama di dalam, berbagi air minum, makanan, tempat istirahat.

Di Arafah mungkin rasanya tiap detak jantung setiap jemaah adalah permohonan ampun dan harapan agar ibadah haji kita diterima Allah SWT.

Tenaga kami habis, hampir dua hari kami para petugas tidak tidur dan berjalan kaki puluhan kilo meter, jemaah sudah bergeser ke Muzdalifah, kami harus melanjutkan pelayanan kami berikutnya.

Baca Juga

Kami harus juga menjalankan rukun haji lainnya juga, paling tidak, kami sudah bisa berbahagia, menjadi bagian dari perjalanan spiritual agung para tamu Allah, sesudah kami mengantar jemaah yang ke kamar mandi, yang tersesat, yang kadang harus dipapah, digendong, kami meminta mereka untuk mengelus kepala kami, mendoakan kami semoga diberi umur yang berkah untuk keluarga kami, haji kami diterima dan bangsa kita tercinta menajdi bangsa yang aman damai dan makmur. Itu menjadi energi bosster bagi lelah sangat kami saat itu.

Hari ini Wukuf Haji 2024 akan dilaksanakan, untuk para kawan-kawan petugas, jaga stamina dan kesehatan, lakukan pelayanan yang terbaik untuk para tamu Allah, baktikan hati, fikiran dan tenaga kawan-kawan untuk jemaah kita,  untuk para Jemaah, jangan lupa untuk terus minum air, jangan sampai dehidrasi, jangan sungkan untuk meminta bantuan kepada petugas, bertanya kepada petugas, itu sudah tugas kami untuk membersamai jemaah Haji Indonesia.

Jangan melakukan hal-hal yang aneh-aneh, mengambil batu di Arafah misalkan, jangan, jangan paksakan untuk berziarah ke Jabal Rahmah sebelum wukuf dimulai, eman-eman stamina untuk wukuf esok harinya.

Semoga semua, para jemaah haji para petugas haji, diberi kesehatan dan keselamatan, dan menjadi haji yang mabrur, Amien Ya Mujibas Sailiin…

Oleh: Afif Fuad Saidi, PPIH Sektor Bandara 2023.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Check Also
Close
Back to top button