PERADABAN.ID, JAKARTA – Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Miftachul Akhyar mengatakan bahwa peran dan kiprah Nahdlatul Ulama (NU) sudah dinantikan oleh dunia.
“Makin berat amanat yang kita tanggung, karena kemarin kita masih menghadapi Indonesia tapi sekarang yang kita hadapi adalah dunia. Dan itu memang sudah lama kita dinantikan kiprah kita di dunia ini,” tutur KH Miftachul Akhyar dalam taujihat di Agenda Pleno PBNU dan Kick Off Satu Abad Nahdlatul Ulama.
Baca Juga Berita dan Informasi Gus Yahya Terbaru
Dalam memikul beban tanggung jawab itu, Rais Aam PBNU itu berpesan agar membekali dengan kekuatan-kekuatan spiritual, kekuatan ruhaniah dalam menyongsong suksesnya Satu Abad Usia NU. Beliau juga berpesan bahwa apabila berhadapan dengan sekolompok dunia yang lain, maka jangan berbalik dan harus menghadapi dengan iringin dzikrullah.
“Jangan atau hindari pertentantangan-pertentangan sekecil apapun, karena ini akan mengakibatkan nama harummu akan turun, akan lemah, akan menjadikan lumpuhnya gerakan kalian,” lanjutnya.
Baca Juga Krapyak 1989
Selain itu, beliau juga menyampaikan pesan beberapa syuriyah yang berbunyi tentang kuota perempuan dalam kepengurusan agar dibahas dalam agenda pleno. Pesan yang lain adalah menggiatkan tugas Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) NU agar bisa mengupayakan pesantren-pesantren mempunyai muadalah khususnya ke Al-Azhar dan negara-negara lain, terutama pondok pesantren salaf.
“Mudah-mudahan Allah memberikan segala kemungkinan-kemungkinan yang baik bagi semuanya dan selalu mendapatkan ridlo Allah,” tutupnya
2 Comments