Opini

Mengenang yang Tak Beranjak Jauh

PERADABAN.ID – Ahad sore, 16 Juni. Pesawat kami dari Denpasar menuju Yogyakarta terlambat sekitar 1 jam. Kami mulai boarding jam 18:35 WITA ketika berita duka itu tiba: Mbak Suswati istri Kyai Jadul Maula meninggal dunia di Tanah Suci

Aku baru mulai bercerita kepada istri tentang kabar duka itu ketika pesawat sudah jauh mengudara. Awalnya istriku tampak hepi usai menikmati pemandangan senja ketika langit bercahaya jingga. Lalu dia sangat terkejut dan matanya segera berkaca-kaca.

“Ya Allah, Mbak Sus meninggal di Mekkah?”

Ia tampak tak percaya. Mereka terakhir bertemu saat silaturahmi keluarga saat lebaran di Pekalongan. Waktu itu mereka duduk bersebelahan dan bercerita aneka kisah. Anak perempuannya juga hadir duduk berdekatan.

Baca Juga

Sebelumnya mereka juga bertemu saat aku diundang mengisi acara di Pondok Pesantren Budaya Kaliopak yang dikelola Kyai Jadul dan istriku hadir menemani.

Kendati sama-sama tinggal di Yogyakarta kami tergolong jarang bertemu. Menjalani masa kecil di kampung Kauman, Pekalongan, kami mulai berhijrah ke Yogyakarta ketika mulai kuliah.

Mas Ijad, demikian kami biasa memanggil (Kyai Jadul Maula), kuliah di UIN Sunan Kalijaga sedang aku di Sosiologi UGM. Rumah kami di Yogyakarta juga lumayan berjauhan; mereka tinggal di jalan Wonosari sedang kami di jalan Palagan arah ke Kaliurang.

Belakangan, ketika sama-sama menjadi pengurus PBNU, kami lebih sering bersua.

Sepanjang penerbangan kami berbagi cerita tentang perjumpaan-perjumpaan terakhir dengan Mbak Suswati. Kesan kami sama: belakangan wajah Mbak Sus makin bersih dan bercahaya. “Glowing” kata anak zaman now. Semoga itu isyarat baik aura surgawi yang berpendar di bumi.

Baca Juga

Perjumpaan saya terakhir dengan Mbak Sus terjadi saat Rakornas Lesbumi PBNU di Yogyakarta, 5 Mei 2024. Datang ke lokasi bersama Gus Yahya dan Gus Ipul, saya memilih duduk di kursi baris kelima bersama Gus Atho’ Habib. Ternyata Mbak Sus duduk di depanku, sembari tekun menyimak rekaman acara di layar monitor.

Ketika acara berakhir baru kusapa Mbak Sus yang terkaget karena tidak menyangka saya duduk di belakangnya. Rupanya dia mendengar namaku disebut di sambutan Mas Kyai Jadul dan Gus Yahya tapi kok tidak terlihat.

Seingatku itu hanya beberapa hari menjelang Mbak Suswati berangkat ke tanah suci sebagai petugas haji. Seingatku wajah Mbak Sus cerah berpendar cahaya.

Hingga kemudian datang kabar itu: Mbak Suswati berpulang kepada sang Khalik di Tanah Suci saat bertugas melayani para tamu Allah. Innalillahi wainnailaihi rajiun…

Sugeng tindak Mbakyu Nyai Suswati. Semoga bahagia dan damai abadi di haribaan ilahi.

Alfatihah 🤲🌹

Oleh: Najib Azca, Wakil Sekretaris Jenderal PBNU

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Check Also
Close
Back to top button