PERADABAN.ID – Peran santri dan kiai pada 22 Oktober 1945 merupakan salah satu babak besar dalam perubahan bangsa Indonesia. Resolusi Jihad, yang dicetuskan oleh KH. Hasyim Asyari, mampu membendung sekutu kembali menjajah Tanah Air.
Jihad yang bersumbangsih besar terhadap bangsa dan masyarakat Indonesia itu, kemudian ditafsir dan dikontekstualisasikan dalam keadaan mutakhir, utamanya berkenaan dengan lingkungan.
Salah satunya dalam kegiatan Bersih-bersih Pantai dan Penanaman Mangrove dalam rangkaian Hari Santri 2023, yang digelar di Pantai Romokalisari, Surabaya, Jawa Timur.
“Maka, harus bersentuhan dengan masyarakat. Salah satunya masyarakat santri ini paham dengan adanya perubahan iklim yang terjadi sekarang ini,” kata Wakil Sekreatris Jenderal PBNU Hj. Safira Machrusah, Jumat (20/10/2023).
Baca juga:
- Kiai Mas Abdurrahman, Simpul Peradaban dari Janaka
- Diantar Ribuan Santri Menes, Kirab Santri Bawa Panji Pataka menuju Surabaya
Menurutnya, penanaman mangrove salah satunya bertujuan untuk mencegah abrasi, dan lebih jauh menjaga ekosistem agar tumbuh dengan baik. Sedikitnya ada 2200 bibit yang akan ditanam.
“Adalah hal yang sangat penting bagi semua elemen masyarakat untuk terlibat bagaimana mulai berupaya melindungi ekosistem kelautan dan kehidupan yang semakin tergerus,” imbuhnya.
Sementara di sisi yang lain, bersih-bersih pantai juga dilakukan untuk mendambah kesadaran masyarakat agar lebih peduli dan tidak sembarangan membuang sampah, sehingga berdampak buruh pada ekosistem laut dan menyehatkan.
“Bersih-bersih pantai ini juga merupakan bagian dari sedekah oksigen kepada masyarakat kita. Karena dengan kita membersihkan sampah dan mendaur ulang sampah tersebut, maka akan tercipta lingkungan yang menyehatkan terutama untuk kesehatan fisik,” lanjutnya.
Sejak Tsunami Aceh 2004, menurutnya kesadaran global tentang lingkungan dan perubahan iklim sudah mulai meningkat. Tahun lalu, Presiden juga memberikan perhatian terhadap gejala ini dan berpesan agar menjaga kelesatarian lingkungan laut. (HS)
One Comment