Berita

Gus Yahya: Indonesia Berdiri di Atas Falsafah Kemanusiaan Universal

PERADABAN.ID, Jakarta – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) menyatakan bahwa para founding father’s mempunyai visi yang berangkat dari falsafah kemanusiaan universal ketika mendirikan Indonesia.

Sejarah yang tercatat dalam pendirian negara bangsa Indonesia mengingatkan kepada kita untuk punya pegangan tentang titik tolak dalam menghadapi realitas perubahan zaman yang sulit ditebak.

“Karena kalau kita berjalan ke depan, apalagi dalam konteks realitas hari ini, sangat penting bagi kita untuk punya pegangan tentang titik tolak. Karena ke depan ini ada banyak hal, banyak variable yang mungkin tidak seluruhnya bisa kita identifikasi saat ini,” terang Gus Yahya dalam Imaji Satu Abad Indonesia yang diselenggarakan oleh Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Senin (26/7/22).

Belakangan, fenomena-fenomena baru membuat decak-kagum manusia. Hal ini berdampak signifikan dalam pola pikir dan cara pandang manusia dalam menghdapi realitas yang berubah tersebut, “milenial menjadi ukuran perubahan,” terangnya.

Mungkin anda juga suka

Pentingnya titik tolak ini, selain ancang-ancang, ia berfungsi sebagai pengingat dari mana kita mulai, dan apapun yang kita hadapi dalam perjuangan ke depan itu, kita bisa mengenali dan tahu apa yang jadi pegangan kita, apa yang harus dipertahankan dan apa yang harus dikembangkan.

“Kalau mau berimajinasi tuntas tentang imaji satu abad Indonesia, pasti akan ada banyak perubahan yang tidak kita sangka-sangka”, terang Gus Yahya.

Dalam konteks Indonesia, Gus Yahya menarik titik temu antara keberagaman dan keberagamaan sebagai tekstur bangsa Indonesia sedari dulu.

“Indonesia ini didesain sebagai satu negara-bangsa yang plural, berbhinneka, karena itu kita pegangi semboyan Bhinneka Tunggal Ika”, ujar kiai asal Rembang itu.

Pembentukan negara-bangsa Indonesia dinilai Gus Yahya berangkat dari visi kemanusiaan universal yang tidak menonjolkan pada klaim pada kelompok tertentu.

“Kita harus ingat, berdirinya Indonesia ini berangkat dari visi yang merupakan falsafah universal, bahwa klaim kita atas hak mendirikan bangsa dan negara ini bukan hanya klaim eksklusif Indonesia, tapi klaim universal”

Mungkin anda juga suka

Gus Yahya menggaris-bawahi falsafah universal yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang 45 yang berbunyi “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa, oleh sebab itu penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan pri kemanusiaan dan pri keadilan”.

“Jadi visinya adalah visi universal, dan ini, merupakan semacam avant-garde, belum pernah ada sebelumnya. Ada negara bangsa baru yang lahir sesudah perang dunia 1, tapi belum pernah negara dilahirkan dengan klaim universal seperti Indonesia ini”, jelas kiai penggagas Humanitarian Islam itu.

Acara Imaji Satu Abad Indonesia yang diselenggarakan oleh Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta ini dibuka dengan sambutan Menkunham Mahfud MD dan juga menghadirkan Prof Musa Asy’arie mewakili Muhammadiyah.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button