Opini

Wukuf Amirul Hajj adalah Khidmah dalam Melayani Jama’ah Haji

PERADABAN.ID – Berita tentang begitu bagusnya layanan Haji 2022 tidak membuat beliau (Amirul Hajj) terus puas dan berbangga diri. Ada fragmen kisah yang lebih penting dari itu semua. Karena, bagaimana pun, dalam melayani jama’ah, tidak pernah ada kata puas dan berbangga diri.

Kisah menunggu hujan reda semalam di Condet jam 22.00 bersama GusMen Yaqut Cholil Qoumas dan Bang Faisal Saimima

Semalam setelah manaqib dan tahlil di kediaman Gusmen, saya pun ngalap barokah dari beliau dengan nyadong cerita oleh-oleh saat ibadah haji sekaligus pengen tahu cerita Bapak Amirul Hajj.

Kemudian GusMen bercerita bagaimana dinamika haji, penyelenggara, petugas dan tentu saja jamaah.

“Aku punya waktu sehari sebelum pulang, niatnya mau cari oleh-oleh. Sudah pakai masker dan kopiah ehhh… tetep ketahuan sama jama’ah dan akhirnya melayani permintaan selfie bersama jama’ah, hingga gak jadi beli oleh-oleh hehehehe….” dengan tawa khasnya GusMen bercerita tentang kesempatan beli oleh-oleh yang hilang 🙂

Kemudian GusMen menjelaskan giat beliau ketika di sana, betapa sibuknya mengurus berbagai “kenakalan” yang terjadi di sana.

Mungkin anda juga suka

Saya mengira, perihal mengambil keuntungan itu cuma terjadi untuk hal duniawi saja, ternyata saat perhelatan ibadah yang suci juga masih ada orang-orang yang fokus cari duit di sana dan cukup parah.

Temuan sidak Amirul Hajj GusMen:

1. Adanya pengambilan hak tempat para jamaah di hotel

GusMen menemukan selasar hotel malah jadi pasar kaget. Hal ini sangat merepotkan jamaah terutama yang sepuh ketika harus segera kumpul dan persiapan pemberangkatan pun jadi terhambat gara-gara jamaah susah menemukan titik kumpul karena selasarnya dipenuhi pedagang; pasar kaget. Dan hal ini langsung ditemukan oleh Amirul Hajj sendiri alias “kegep” GusMen.

2. Transportasi dizolimi

Sejak sebelum (Bulan Mei 2022) mulai musim haji, GusMen sudah ke Makkah mengecek kesiapan transportasi, akomodasi dan konsumsi jamaah. Amirul Hajj menemukan masalah terkait transportasi, dimana seharusnya 1 bus jatahnya untuk 45 jamaah duduk tapi praktiknya 1 bus dijejali penumpang duduk dan berdiri sampai penuh.

Hal ini menyebabkan GusMen harus menegur keras dan menindak penyedia sarana transportasi karena sangat dzolim dan menyebabkan jamaah yang sepuh kelelahan di perjalanan.

3. GusMen sengaja tidak menggunakan fasilitasnya saat Jumroh Aqobah

GusMen berjalan bersama jamaah dan menemukan ada hal yang harus diperjuangkan. Perjalanan dari maktab jamaah haji Indonesia di Mina menuju Jumarat adalah 4.5 kilometer dan saat itu suhu di Arofah 44 derajat celcius.

Mungkin anda juga suka

Saat perjalanan tersebut banyak jamaah sepuh kita yang “tumbang” dan GusMen menemukan ada yang bisa diperjuangkan, sehingga pada saat yang sama GusMen meminta bertemu menteri Haji KSA untuk mengajukan solusi yang bertujuan untuk kelancaran jamaah, terutama untuk jamaah yang sepuh.

“Aku yang masih muda dan kuat saja merasa berat, apalagi jamaah yang sudah sepuh. Ini bisa dan harus dibereskan” tutupnya.

Ketiga hal tersebut menjadi alasan kenapa sebelum GusMen kembali ke Indonesia menyempatkan diri bertemu Menteri urusan Haji Kerajaan Saudi dan membentuk task force persiapan Ibadah Haji 2023.

Sungguh foto di atas adalah saat di Arofah dan GusMen akhirnya membentuk task force bersama Kerajaan Saudi, untuk layanan Haji yang lebih baik lagi di 2023 dan seterusnya.

Semoga GusMen selalu diberikan kesehatan dan kekuatan dalam menjalankan amanah Negara sebagai Menteri Agama Republik Indonesia… Aamiin YRA

Oleh: Jonathan Latumahina

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button