Berita

Gus Baha: Jika dalam Fiqih tidak Ada Khilaf, Kasihan Umatnya

PERADABAN.ID – Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Bahauddin Nur Salim (Gus Baha), menjelaskan tentang sudut pandang beragama yang sangat luas. Menurutnya, salah satu contoh terlihat dalam logika di kitab Mahalli tentang masalah sujud saat shalat.

Ketika sujud, lanjut Gus Baha, kita selalu melibatkan tujuh anggota badan, yaitu kening, dua tangan, dua kaki, dan dua lutut kaki.

Namun, Imam Syafi’i sempat ragu jika syarat sujud hanya kening saja. Karena Nabi pernah berdoa, “sajada laka wajhii” bukan “sajada laka wajhii wal wadamain”.

“Jika kalian ingin ibadah kalian sah, ikut saja Kiai Marzuki Mustamar. Jika ingin menjadi yang enakan, ikuti saya,” kelakar Gus Baha dalam Haul Masyayikh Leteh, Rembang, Sabtu (1/10).

Mungkin anda juga suka

Menurut Gus Baha, jika di dalam fiqih tidak ada khilaf (perbedaan), maka kasihan umatnya. Sejak dahulu, fiqih selalu melibatkan perdebatan, karena begitu luasnya sudut pandang di dalam fiqih itu sendiri.

Sayyid Muhammad mengarang kitab tentang thawafnya orang yang sedang haid. Padahal thawaf harus dilaksanakan dalam keadaan suci.

Namun, permasalahannya ketika hendak thawaf ifadhah, terkadang ada perempuan yang sedang haid. Banyak ulama berpendapat, tidak masalah tapi menunggu waktu sampai mepet dan mau habis, karena mepet waktu itu bisa menjadi syarat agar menjadi dharurat.

Selain itu Gus Baha juga menjelaskan bahwa ijtihad memiliki sudut pandang yang luas.

Mungkin anda juga suka

Pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Lembaga Pendidikan Pengembang Ilmu Al-Qur’an (LP3IA) itu menyebut contoh, ada orang yang sangat cinta dengan Nabi ingin berkali-kali sowan agar bisa terus melihat wajahnya. Ada juga yang lain karena sangat sukanya, tidak mau sowan, karena takut mengganggu Nabi Muhammad saw.

“Saya minta perilaku yang salah dapat dibenarkan seusai dalil-dalil yang ada, tapi kalau memang tidak bisa akan saya cari-carikan dalil,” terang Gus Baha.

“Nabi itu orang yang bagus. Beliau bersabda dosa itu jelek, dosa zina itu besar, tapi nabi juga bersabda nabi menyalahkan orang yang berdosa, tapi jika sudah terlanjur berdosa ya akan disyafa’ati,” pungkasnya.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button