Opini

Dear Keluarga Nahdliyin, Ingin Terlihat Edgy di Mata Society? Yuk Mulai dari Sakinah

PERADABAN.ID – Keluarga merupakan unit terkecil dari lanskap kebudayaan. Dalam rekam perjalanan sejarah di dunia, keluarga sakinah ditopang oleh persemaian kesamaan persepsi antara pasangan suami-istri dalam menjemput cita-cita pernikahan.

Tidak heran, kalau roman keluarga senantiasa memperlihatkan wajah yang sama karena keluarga terbentuk melalui mekanisme genetika.

Mekanisme genetika berfungsi sebagai benteng dari bagaimana agensi keluarga mempertahankan prinsip dan membangun pola pikirnya. Sehingga ruang terdekat dari agensi peradaban untuk beranjak dari stage to stage adalah keluarga.

Pengaruh besar dari keluarga itu memberikan pengalaman mahaluas dari pertaruhan hidup di tengah zaman yang tak menentu. Selagi keluarga itu mampu mendorong dirinya untuk tidak tergerus arus utama yang sering kali menerjang muruah demi ketentuan tertentu.

Baca Juga

Persoalan keluarga adalah persoalan privasi, itu sahih. Tapi persoalan keluarga juga menyangkut persoalan hajat hidup orang banyak ketika ia dianggap kurang mampu berselingkung, beradaptasi, pun bergumul dengan ‘sisik-melik’ peradaban.

Dalam lanskap homogen, lebih-lebih nahdliyin, hajat hidup orang banyak itu menjadi tolak ukur dari bagaimana seorang keluarga nahdliyin bisa mengerti posisi dan peran sosial yang bisa diserap kepada orang lain. Ini sebenarnya lebih ke persoalan etika bertetangga, seperti asas hidup gotong royong dan volunterism.

Jamak yang mengira, keluarga cukup berhenti pada takaran memperkaya diri dan menguatkan posisi. Padahal sebenarnya terdapat kesempatan yang cukup terbuka dari bagaimana otoritas keluarga nahdliyin bisa lebih mampu melakukan laku peradaban yang bisa berdampak bagi masa depan regional yang lebih baik.

Karena keluarga adalah kemapanan, maka setiap keluarga pasti mendamba tercapainya kehidupan yang bahagia, sejahtera dan damai atau sakinah, mawaddah warahmah

Menciptakan mahligai rumah tangga yang sakinah tidak bisa dimulai dari mengerti peran satu sama lain, baik peran antara pasangan suami-istri maupun orang tua dengan anak.

Baca Juga

Seperti pohon, keluarga sakinah terbentuk dari jenis tanah yang harus dipelihara dengan itikad sebaik mungkin, ia semestinya terus dipupuk dengan pola komunikasi yang baik, ditaburi dengan niat awal dan tujuan pernikahan, hingga bahu membahu dalam mewujudkan cita-cita rumahku surgaku.

Ya, semuanya dimulai dari keluarga. Keluarga adalah rumah dari canda dan tawa, rumah dari ide-ide dan gagasan, rumah dari akhlak dan cita-cita, rumah dari agama yang mengulurkan rahmat bagi semesta alam.

Dari rumah ke rumah, keluarga nahdliyin adalah simpul peradaban yang mensyukuri serta merahmati semesta alam.

Karena itu, keluarga sakinah adalah keluarga yang terus-menerus menebar kebaikan-kebaikan kecil yang menuangkan memori baik dalam melahirkan masyarakat yang rukun, adil dan makmur (baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur)

Yusuf Ali Syafruddin

Pegiat di Kajian Islam dan Kebangsaan

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button