Berita

Gus Yahya: Wiridnya Kiai Bisri Mustofa itu Menulis

PERADABAN.ID – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (Ketum PBNU) KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) mengatakan bahwa wiridnya Kiai Bisri Mustofa (Mbah Bisri) itu menulis.

“Dulu, itu di antara yang ngotot ingin mengembangkan kebiasaan menulis salah satunya adalah kakek saya; Kiai Bisri Mustofa, sehingga kalau dulu banyak kiai-kiai wiridannya dzikir, shalawat, kakek saya itu wiridannya nulis,” kata Gus Yahya dalam launching Qoumus di PP Al Munawwir Krapyak, Sabtu (23/12/23).

Kiai Bisri, lanjut dia, saking semangatnya ingin mengembangkan tradisi menulis sampai-sampai di mobil nulis, “pokoknya kalau belum ngantuk ya nulis,” terang Gus Yahya.

Baca Juga

KH Bisri Mustofa dikenal sebagai kiai produktif pada zamannya. Tersebut beberapa judul karangan kitab yang beliau tulis, seperti Tafsir al-Ibriz, Ausatul Masalik, Sullamul Munawroq, Kitab Andeng-andeng, Kitab Silsilah Wayang, dan lain sebagainya.

Gus Yahya menceritakan kalau KH Ali Maksum pernah protes kepada KH Bisri Mustofa perihal rujukan yang dipakainya ketika menulis Kitab Andeng-andeng.

Mbah Bisri Mustofa itu pernah menulis kitab judulnya “Kitab Andeng-andeng” (Kitab Tahi Lalat). Itu membahas watak orang berdasarkan Andeng-andengnya.

Baca Juga Hari Amal Bhakti Ke-78, Kemenag Usung Tema Indonesia Hebat Bersama Umat

Jadi orang yang andeng-andengnya di atas kepala wataknya begini, andeng-andengnya di atas dahi itu wataknya begini, andeng-andeng di bawah mata, di pipi sampai andeng-andeng di jempol kaki dibahas semua, menunjukkan watak.

Nah, dibaca Kiai Ali Maksum dan Kiai Ali Maksum protes, “Samean kok nulis kitab, “Kitab Andeng-andeng” itu dasarnya apa?”

Kata Mbah Bisri, “Lho sudah saya sebutkan di sana kok, semua dasarnya sudah saya sebutkan kok, samean saja tidak melihat.”

Baca Juga

Kiai Ali: “Lho, tidak ada, sudah saya teliti dari awal tidak ada. Samean di sini mengutip ayat al-Qur’an ya tidak, hadis ya tidak, dawuh-dawuh ulama mu’tabar juga tidak, sama sekali tidak ada,”

Kiai Bisri: “Sudah saya sebutkan saja, samean saja yang tidak teliti,”

Kiai Ali: “Tidak ada”

Kiai Bisri: “Coba bawa sini kitabnya”

Sama Kiai Bisri kitab dibuka pada halaman paling akhir. Jadi setelah menjelaskan maknanya andeng-andeng mulai dari pucuk kepala sampai kaki ini, di sana ditulis “semua itu hanya berdasar kira-kira”

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button