BeritaKisah

Sketsa Watak ala Gus Dur dan Keinginannya Membuat Novel

PERADABAN.ID – Dalam suatu kesempatan di Istana Negara, KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, mengemukakan keinginannya membuat sebuah novel.

“Dalam persiapannya,” katanya, “saya rajin sekali mengamati watak orang-orang dan membuat sketsa tentang orang-orang itu.”

Kala mendengan keinginan Gus Dur membuat novel, KH Yahya Cholil Staqut – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) – tentu saja tidak menampik bahwa Gus Dur bisa saja membuat novel.

“Gus Dur pembaca besar. Dia melahap karya-karya besar, fiksi dan non fiksi, sejak masa kecilnya di Jombang,” kata Gus Yahya dalam Menghidupkan Gus Dur, Catatan Kenangan Yahya Cholil Staquf.

Baca juga:

Novel itu sampai sekarang, tidak berwujud. Keinginan membuat novel itu rupanya mempunyai makna yang tidak lurus.

“Tetapi belakangan saya memaknai ucapan itu sebagai cara Gus Dur memberi tahu bahwa dia paham watak orang-orang di sekitarnya, sebagian di antara mereka mungkin orang-orang yang dia persiapkan untuk peran-peran tertentu,” lanjutnya.

Mengenai siapa saja yang Gus Dur siapkan, adalah melihat mereka yang benar-benar dekat di sekitar Gus Dur. Melihat mereka yang benar-benar dikader, sebagai orang yang mempunyai visi dan ketekunan.

“Dia tidak ingin mereka hanya bersaing satu sama lain untuk mendapatkan jabatan,” tegas Gus Yahya.

Baca juga:

Sederet nama dicontohkan oleh Gus Yahya terkait cara Gus Dur mendidik yang sekaligus, sudah dipahami masing-masing wataknya. Di antara mereka rupanya Imam Aziz, Lukman Hakim, Kiai Said, Kiai Hasyim Muzadi dan banyak tokoh lainnya seperti Gus Mus, Kiai Sahal, dan Kiai Ma’ruf Amin.

“Saya merasa dia tahu watak saya, dan karena itu dia tidak menghendaki saya menjadi anggota DPR,” ujar Gus Yahya

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button