Opini

Pondok Pesantren Mutiara Bangsa: Tameng Radikalisme di Wilayah Tapal Batas

PERADABAN.ID – Wilayah tapal batas antara Indonesia dan Malaysia menjadi titik penting yang memerlukan perhatian khusus terutama terkait dengan potensi penyebaran paham radikalisme dan ekstremisme di antara penduduk. 

Mengingat kompleksitas etnis, budaya, dan lingkungan geopolitik di wilayah perbatasan, peran lembaga pendidikan seperti pondok pesantren memiliki potensi besar untuk bertindak sebagai tameng melawan paham radikalisme.

Pondok Pesantren Mutiara Bangsa, Sebatik, Kalimantan Utara, adalah salah satu lembaga pendidikan Islam yang berada di wilayah tapal batas Indonesia-Malaysia. 

Dengan visi dan misi yang jelas, pondok pesantren ini berupaya tidak hanya menyediakan pendidikan agama yang kokoh, tetapi juga mendidik para santri tentang toleransi, perdamaian, dan pluralisme. 

Baca Juga

Pendekatan holistik yang diterapkan di pondok pesantren ini bertujuan untuk membentuk individu yang menghargai keberagaman dan dapat hidup berdampingan dengan damai di tengah masyarakat multikultural.

Salah satu strategi yang digunakan oleh Pondok Pesantren Mutiara Bangsa adalah melibatkan masyarakat sekitar dalam kegiatan pendidikan. Hal ini membuka ruang dialog dan membangun hubungan positif antara santri dan masyarakat sekitar. 

Dengan melibatkan masyarakat, pesantren membantu mendorong penyebaran nilai-nilai kebhinekaan dan memecah stereotip negatif yang dapat memicu radikalisme.

Selain itu, Pondok Pesantren Mutiara Bangsa juga memprioritaskan pendidikan yang memadukan ajaran agama Islam dengan pengetahuan umum yang luas. Hal ini bertujuan untuk membentuk santri yang tidak hanya beriman, tetapi juga cerdas dan kritis dalam memahami isu-isu kontemporer. 

Baca Juga “Hijrah”, Ketaatan yang Terpeleset

Dengan pengetahuan yang komprehensif, santri diharapkan dapat melihat realitas dunia dengan bijak dan kritis, serta mampu membentuk sikap yang seimbang terhadap berbagai isu sosial, ekonomi, politik, dan kemanusiaan.

Selain menjalankan pendidikan formal, Pondok Pesantren Mutiara Bangsa juga menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler yang mendukung pembentukan karakter santri yang moderat dan menghormati perbedaan. Kegiatan ini meliputi pelatihan kepemimpinan, keterampilan sosial, dan seni budaya. 

Melalui kegiatan ini, para santri diajarkan untuk bersikap inklusif, membina hubungan yang baik dengan sesama, dan memahami bahwa keberagaman adalah kekayaan yang harus dijaga bersama.

Tak hanya itu, kerja sama dengan lembaga pendidikan di negara-negara tetangga, termasuk Malaysia, juga menjadi bagian integral dari upaya Pondok Pesantren Mutiara Bangsa untuk mencegah penyebaran paham radikalisme. 

Baca Juga

Pertukaran pengetahuan, pengalaman, dan ide antar lembaga pendidikan dapat memperkuat upaya pencegahan radikalisme di kedua negara dan menghasilkan strategi yang lebih efektif.

Secara keseluruhan, Pondok Pesantren Mutiara Bangsa adalah contoh nyata bagaimana lembaga pendidikan Islam dapat berperan sebagai tameng terhadap paham radikalisme di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia. 

Melalui pendekatan holistik, pendidikan yang inklusif, dan kerja sama lintas negara, pondok pesantren ini dapat membentuk generasi muda yang religius, cerdas, dan menghargai keberagaman. Dengan demikian, paham radikalisme dapat dicegah dan wilayah perbatasan menjadi lebih aman dan harmonis.

Oleh: Adi Busman Kadir, Kader PW GP Ansor Kaltim

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button