Berita

Perkuat Poros Ansor Sulbar, Sudirman AZ Blusukan dari Kampung ke Kampung hingga Bangun Sekretariat

PERADABAN.ID – “Ansor kala itu masih asing di telinga kami di Sulawesi Barat,” kisah Sudirman AZ, Ketua PW GP Ansor Sulawesi Barat melalui saluran telepon, Rabu (5/6/24).

Provinsi Sulawesi Barat merupakan provinsi baru yang diresmikan pada tahun 2004. Nahdlatul Ulama sudah dikenal lama, tercatat tahun 1952 usai kehadiran KH Wahid Hasyim di Sulsel, NU mulai berkecambah seperti ilalang, tapi Ansor masih terdengar asing.

Motif inilah yang membuat Sudirman tergerak untuk mengaktifkan, mengenalkan dan mengedukasi masyarakat Sulawesi Barat akan pentingnya menjadi kader Ansor.  

“Saya mengenal Ansor sejak menjadi kader PMII tahun 2002 di Kampus STI Al Azhar Mamuju, dari situ saya mengenal apa itu NU, PMII dan Badan Otonom lainnya,” kenang Sudirman.

Baca Juga

Pria kelahiran Serang, 07 Februari 1983 itu mulai mengikuti kaderisasi di Ansor pada tahun 2013 melalui PKD dan Diklatsar di Mamuju. Dilanjutkan dengan Pendidikan Kader Lanjutan (PKL) pada tahun 2015.

Gayung pun bersambut, Sudirman mendapat amanah untuk memimpin PW GP Ansor Sulbar pada tahun 2015, tepatnya tiga bulan sebelum Kongres GP Ansor di Pandanaran Yogyakarta.

Dari Kampung ke Kampung

Itikad awal yang Sudirman geluti dalam misi memperkenalkan Ansor adalah menggenjot konsolidasi terpadu di 6 Kabupaten di Sulawesi Barat: Mamuju, Majene, Polewali Mandar, Mamasa, Mamuju Utara, dan Mamuju Tengah.

Sejak memimpin Ansor, Sudirman mendorong misi konsolidasi kader. Dari satu kabupaten ke kabupaten lainnya, masuk ke kampung-kampung di pedalaman, Bahkan kami tidur di lapangan, bersama kader-kader. Dan Alhamdulillah per hari ini di Sulbar sudah 2500 kader Ansor-Banser,” kisahnya.

Misi ini, menurut Sudirman, bertolak pada dua faktor, antara lain: pertama, Ansor belum banyak dikenal di Sulbar. Kedua, rong-rongan ideologi HTI yang mulai ramai diperbincangkan di Sulbar.

Baca Juga GP Ansor Tuntut Pemilik Akun Benteng Nusantara Minta Maaf, Buntut Fitnah dan Hina Rais Aam PBNU

“Di bawah kepemimpinan Gus Yaqut, dengan Nawa Cita satu komando, kita diperintahkan untuk bersama-sama menghalau kegiatan HTI di seluruh Indonesia. Tahun 2016 akhir, kita banyak konsolidasi untuk mengedukasi masyarakat tentang bahaya laten HTI,” tutur pria yang sedang menempuh pendidikan S3 di UIN Makassar itu.

“Dalam melakukan misi kaderisasi, memperkenalkan Ansor, kita tertatih-tatih mencari pembiayaan untuk kaderisasi di Ansor,” lanjutnya.

Lebih Banyak Sukanya

Sudirman Az menyadari betul apa itu ber-Ansor. Ia mengenalkan Ansor kepada masyarakat Sulbar untuk memperkenalkan pula ulama-ulama Nahdlatul Ulama dan mengenalkan praktik berjamaah lillahi ta’ala.

“Jujur saja, ketika melakukan kaderisasi sampai sekarang ini, yang paling banyak beransor ini adalah bagaimana cara kita meluruskan niat ber-Ansor, lillahi taala,” kata Sudirman.

Baca Juga Gus Addin Lantik PC GP Ansor Kota Tangerang

Kenapa “lillahi ta’ala”? Karena, menurut Sudirman, lebih banyak Sukanya. Meskipun ada dukanya tapi tidak perlu dibicarakan lebih jauh. Nikmatnya itu luar biasa, alhamudlillah kami mampu terus melakukan kaderisasi.

“Alhamdulillah kami mapu membuat Sekretariat definitif 2 lantai di PW GP Ansor Sulbar, sekretariat permanen, dimana di Sulbar ini belum ada organisasi NU dan yang lain yang memiliki sekreatiriat,” terang Sudirman.

Di Sulbar sendiri, Sudirman mempunyai mimpi untuk membuatkan Sekretariat di 6 Kabupaten di Sulawesi Barat. Adapun yang sudah terbentuk adalah di Pasang Kayu, Mamuju Tengah, dan Polewali Mandar yang akan diresmikan pada akhir bulan Juli mendatang.

“Tugas saya di masa akhir periode ini, 3 kabupaten lain minimal punya tanah cabang sekretariat,” tegasnya.

Baca Juga

Satu Komando

Sudirman AZ per hari ini juga menjabat sebagai Ketua Korwil Sulawesi Barat/Sulawesi Tengah tidak memiliki misi khusus selain menjalankan visi-misi ketum.

“Saya kira selaku Korwil tidak punya misi khusus, karena kami tetap satu arah, satu komando dari visi-misi Ketum Addin, kami hanya melaksanakan arahan dari beliau, sebagai tempat koordinasi dan penyambung lidah Ketum dan ketua-ketua di wilayah Sulbar/Sulteng,” tegas Sudirman.

“Apapun perintah dan keputusan PP, kewajiban kami adalah menyampaikan kepada beberapa ketua di wilayah tugas kami,” lanjutnya.

Sudirman juga berpesan kepada seluruh kader Ansor agar memperbaiki niat sebelum masuk Ansor.

“Masuk di Ansor perbaiki kita punya niat bukan karena ingin mendapatkan jabatan, pekerjaan atau meminta rekomendasi tapi kita masuk Ansor karena Lillahi Taala atau karena Allah. Kalaupun besok atau lusa karena Ansor kita mendapatkan Faedah maka itu bukan tujuan sesungguhnya tapi hadiah karena istiqomah kita dalam mengurus NU maupun Ansor,” tandas Sudirman menandaskan.  

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button