Berita

Kiai Miftachul Akhyar: Mengandalkan Amal, Ciri Orang yang Kehilangan Harapan Kepada Allah

PERADABAN.ID – Rais ‘Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar, mengatakan celaka orang yang apabila hidup di dunia hanya mengandalkan amal.

“Kita hidup di dunia bisa merasakan sedih, bahagia, sukses, maupun jatuh. Ketika kita jatuh dan hanya mengandalkan amal, maka akan jatuhlah kita, kehilangan pegangan, menjadi linglung, tidak menemukan sebuah payung ketenangan hidup, mudah stress,” jelas Kiai Miftach, sapaan akrabnya, dalam tayangan Youtube TVNU, Senin (12/9/2022).

Kiai Miftach berpendapat amal memang wajib dilakukan, namun pegangan hidup haruslah tawakkal hanya kepada Allah swt semata.

“Jika ada orang yang kitab kuningnya sampai tujuh lemari khatam (dibaca), tapi ia justru berpegang teguh kepada selain Allah, maka sebenarnya dia itu bodoh. Ini bukan saya yang bilang. Tapi kitabnya langsung yang berbicara,” tutur Kiai kelahiran 30 Juni 1953 itu.

Mungkin anda juga suka

Menurut Kiai Miftach, di antara orang yang hanya mengandalkan amal dan menganggap amalnya itu yang akan membawa keselamatan dunia akhirat adalah orang yang kehilangan harapannya kepada Allah.

“Di saat bertemu dengan sesuatu di dunia yang sifatnya buruk dan tidak menyenangkan, pasti tidak akan memiliki pegangan nantinya,” jabar Kiai Miftach.

Pengasuh Pondok Pesantren Miftachussunnah Surabaya itu mengingatkan agar kita memperkuat keyakinan kepada Allah swt.

Tidak mengandalkan amal lantas tidak perlu beramal, bukan, “melainkan amal wajib tetap dilanggengkan, seperti shalat, puasa, zakat, namun tidak boleh dijadikan andalan,” imbuhnya.

Mungkin anda juga suka

Kiai yang pernah menjabat sebagai Ketua Umum MUI itu juga menuturkan dengan mengutip pendapat Ibnu Abbad, seorang tokoh sufi Tarekat Syadziliyah kelahiran Spanyol pada abad ke 14.

“Ibnu Abbad menjelaskan bahwa berpegangan atau terlalu percaya kepada Allah swt itu memang sifat para wali yang harus kita tiru. Sementara berpegangan dengan hal-hal selain Allah seperti amal-amal tadi adalah sifatnya orang bodoh,” jabarnya.

Tentu, Kiai Miftach mengingatkan, kita tidak ingin dilabeli sebagai orang bodoh. Mudah-mudahan kita semua diberikan nilai tambah dalam kehidupan kita. Semoga kitab isa menyusul mereka yang menjadi orang-orang arif.  

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button