Berita

Cerita Gus Yahya tentang Terbitnya Kamus Al-Munawwir

PERADABAN.ID, JAKARTA – Kamus Al-Munawwir merupakan kamus yang terkenal di Indonesia. Kamus ini adalah kamus terjemahan Arab-Indonesia yang ditulis oleh KH Ahmad Warson Munawwir. Di balik diterbitkannya kamus tersebut, ada kisah menarik di belakangnya.

Diceritakan Gus Yahya, sang penulis tak kunjung menyerahkan kepada penerbit kendati naskahnya sudah rapih tersusun. Kiai Warson juteru bertolak ke Rembang menemui Kiai Bisri Mustofa.

Baca Juga Berita dan Informasi Gus Yahya Terbaru

“Mohon diperiksa, Kyai, kalau-kalau masih ada kekurangan,” sebagaimana dikutip dari teronggosong.id.

Kiai Bisri malah tak mau menyentuh naskah itu.

“Buat apa?” katanya, “sudah jadi begini ya langsung dicetak saja!”

Pernyataan Kiai Bisri ini membuat Kiai Warson meringis bimbang.

“Guuus, Gus…,” Kiai Bisri melanjutkan “sampeyan itu sudah mencurahkan kemampuan habis-habisan untuk mengumpulkan, meneliti, menyusun, menulis, sampai jadi naskah sebegitu tebalnya …, kurang apalagi? Sudah sangat besar jasa sampeyan. Nah, nanti kalau sudah diterbitkan, ya gantian tugasnya pembaca untuk meneliti kalau ada kekurangannya. Biar pembaca yang mengoreksi. Kalau perlu, biar orang lain menyusun kamus baru untuk menyempurnakan kamus sampeyan ini …. Lha sampeyan nyusun kamus ini kan maksudnya juga mengoreksi dan menyempurnakan Munjid toh?”

Baca Juga Gus Yahya Ziarah ke Makan Kiai Dimyati Rois

Kiai Warson akhirnya mendapatkan kemantapan untuk menerbitkan naskah itu. Atas saran Kiai Ali Maksum, kakak iparnya, kamus itu diberi judul “Al-Munawwir”, tafaulan kepada Kiai Muhammad Munawwir, ayahandanya sendiri.

Dilansir dari almunawwirkompleqk.com, KH. Ahmad Warson Munawwir mulai menulis kamus tersebut saat usianya masih 23 tahun. Pertama kali, kamus itu diterbitkan pada tahun 1973 masih dengan tulisan tangan dan sampai dengan huruf dzal. Disusun berdasarkan makna dasar, prosesnya tidak bisa dilepaskan dari pengawasan Kiai Ali. Setiap kali Kiai Warson menyelesaikan beberapa halaman untuk kamusnya, beliau membawa naskah tersebut kepada Kiai Ali untuk diperiksa. Selain Kiai Ali, Kiai Zainal Abidin Munawwir, Kakak Kiai Warson ikut serta berperan dalam petashihan kamus Al-Munawwir.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button