Berita

11 Kutipan Gus Yahya Selain Ungkapan Menikahlah Karena Dajjal itu Jomblo

PERADABAN.IDGus Yahya memiliki cara tersendiri untuk mengatasi berbagai hal melalui kata-katanya (kutipan), bukan saja humoris tapi juga bernas. Mungkin kalimat yang terkenal adalah “Menikahlah karena Dajjal itu jomblo.”

Gus Yahya dilahirkan di Rembang 16 Februari 1966 di keluarga pesantren yang mempunyai akar sejarah penyebaran Islam di pesisir pantai utara Jawa.

Gus Yahya memiliki nama lengkap KH Yahya Cholil Staquf merupakan putra dari KH Cholil Bisri, putra dari KH Bisri Mushtofa muallif kitab Al-Ibriz.

Gus Yahya tumbuh besar di kalangan intelektual, hal ini cukup mempengaruhinya. Ketika mengenyam pendidikan di UGM, Gus Yahya juga nyantri di Krapyak di bawah asuhan KH Ali Maksum (Rais Aam PBNU kala itu).

Baca Juga Muktamar Internasional Fiqih Peradaban akan Dihadiri 79 Ulama dari 32 Negara

Di bawah bimbingan Pak Ali, Gus Yahya menjadi santri genius yang mampu menangkap keresahan-keresahan skala peradaban.

Berkali-kali Gus Yahya mengisahkan betapa geliat pesantren di setiap zamannya ini sejatinya tidak akan dipertimbangkan perannya kecuali ikut terlibat dalam usaha membangun peradaban.

Sampai saat ini, saat Gus Yahya menjabat sebagai Ketua Umum PBNU periode 2022-2027, beliau masih penasaran akan jawaban mengenai peran pesantren di tengah gejolak internasional.

Maka visi yang dibawa Gus Yahya di PBNU adalah “Merawat Jagat, Membangun Peradaban”, yang berarti tetap memegang akar warisan dan tradisi namun tidak begitu saja mendiami di ruang pojok peradaban, melainkan bergerak dan ikut berperan di dalamnya.

Baca Juga Dipanggil Komika dalam Nahdlatut Tujjar Fest, Humor Habib Ja’far: Diprank Nahdliyin

Gus Yahya memiliki cara tersendiri untuk mengatasi berbagai hal melalui kata-katanya, bukan saja humoris tapi juga bernas. Mungkin kalimat yang terkenal adalah “Menikahlah karena Dajjal itu jomblo.”

Berikut kutipan inspiratif dari Gus Yahya, dari berbagai sumber:

  1. Pola pikir agama sebagai senjata politik harus diubah – Gus Yahya
  2. Moderat bukan menolak gaya beragama, namun bagaimana membangkitkan kesadaran untuk membangun konsensus global seluruh umat manusia menuju peradaban baru yang adil dan harmonis yang didasarkan pada penghormatan hak dan derajat antarsesama umat manusia. – Gus Yahya
  3. Dunia Islam harus memulai suatu pergulatan untuk mencari model yang baru bagi peradabannya sendiri. – Gus Yahya
  4. Satu-satunya harapan manusia untuk selamat dari kehancuran universal adalah akal-budi. Dan kehendak universal untuk meninggalkan kubangan sampah sejarah yang berlumuran lendir dan nanah dendam, membuka ruang hidup bersama demi masa depan bersama. Dan jika Tuhan menghendaki. – Gus Yahya
  5. Manusia akan terus-menerus bergulat untuk perubahan norma, untuk memperjuangkan perubahan standar nilai-nilai. Dan ini bukan cuma pergulatan wacana. Ini sudah menjadi pergulatan antar kekuatan politik juga, dan kadang menjadi alat penekan di dalam pergaulan antarnegara. Untuk waktu sekarang, persoalan paling mendasar bagi kita adalah bagaimana memiliki mindset (pola pikir) yang tepat untuk dunia yang sedang dan akan selalu berubah. – Gus Yahya
  6. Membangun peradaban adalah membangun manusia, memperbaiki kualitas lahir-batinnya dan memuliakan akhlaknya. – Gus Yahya
  7. Kau kira dunia seluas pengalaman lahir-batinmu, sedangkan engkau hanya sebutir di tengah padang pasir lahir-batin tak berperi. – Gus Yahya
  8. Nak, bergurulah kepada siapa saja yang apabila dilucutui semua atributnya tetap menjadi wibawa yang memaksa tengkukmu merunduk di hadapannya. – Gus Yahya
  9. Sampai hari ini agama masih menempati posisi sebagai bagian dari masalah. Ini penting dicari solusinya untuk mengakhiri agama dari posisi sebagai ‘bagian dari masalah’ tapi bisa menjadi ‘solusi dari masalah’. – Gus Yahya
  10. NU senantiasa memandang kesatuan dan persatuan bangsa sebagai bagian dari tanggung jawabnya. – Gus Yahya
  11. Kita harus mandiri dalam wawasan keagamaan, karena kita punya mandat peradaban. – Gus Yahya

Baca Juga Rangkaian Harlah Satu Abad NU Potret Kesiapan NU Memasuki Tantangan Abad Kedua

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button