Berita

Senang Tirakat, Gus Yahya di Mata Ibundanya, Nyai Hj Muchsinah

PERADABAN.ID, Jakarta – Perjalanan hidup Gus Yahya tak terputus dari perjuangan dan do’a leluhur, terlebih kedua orang tuanya khususnya Ibu Nyai Hj Muchsinah Cholil.

Nyai Muchsinah tak pernah telat memberi nasehat kepada Gus Yahya, yang merupakan putra tertuanya, agar menjadi uswah baik bagi semua orang, khususnya adik-adiknya.

Nyai Muchsinah menyebut Gus Yahya sebagai sosok yang teguh dalam memegang prinsip. Ia mengisahkan ketika masih kecil, Gus Yahya sudah punya keinginan kuat untuk pergi mondok ke Pesantren Krapyak.

Sebenarnya Nyai Muchsinah ingin agar Gus Yahya menempuh sekolah SMP terlebih dahulu di Rembang. Karena kuatnya keinginan anaknya untuk mondok, maka ia pun mengizinkannya.

Keinginan yang kuat tercermin saat Gus Yahya berangkat ke pondok dalam kondisi sakit. Ia mengalami kecelakaan motor bersama saudaranya. Kecelakaan itu membuat kakinya terluka oleh knalpot motor. Dipaksa keadaan, sudah waktunya berangkat ke pondok, Gus Yahya tidak mempedulikan sakit di kakinya itu.

Menurut Nyai Muchsinah yang juga istri KH Cholil Bisri ini, Gus Yahya juga sosok yang senang tirakat.

Baca Juga Berita dan Informasi Gus Yahya Terbaru

“Biasanya kalau anak pulang dari pondok saya kan masak yang enak-enak untuk menyambutnya. Tapi dia malah nggak mau makan di rumah. Dia malah ingin sambel terong saja,” kata Nyai Muchsinah dalam sebuah video di Youtube Inspirasi Kopisore, Selasa (12/7/22).

Saat mondok, Gus Yahya sering mendapati kiriman uangnya telat. Pada kisah ini uang dari rumah telat selama 15 hari lebih. Akibatnya Gus Yahya hanya makan ‘intip’ (kerak nasi) selama paruh bulan itu.

Nyai Muchsinah mengisahkan bahwa ada dua sosok yang menjadi idola dan rujukan Gus Yahya dalam kiprahnya sebagai organisatoris. Kedua sosok itu tidak lain dan tidak bukan adalah KH Cholil Bisri (ayah Gus Yahya) dan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

Dari dua sosok ini, Gus Yahya tergerak untuk selalu berjuang memberi manfaat serta maslahat bagi orang lain.

Nyai Muchsinah pun senantiasa mengamalkan tirakat seorang ibu. Beliau selalu berdoa agar semua anaknya senantiasa menjadi sosok yang bermanfaat dan mampu membawa kemaslahatan bagi umat. Bagi Nyai Muchsinah, berdo’a tidak identik menggunakan bahasa Arab, berdo’a ya berdo’a saja. Nyai Muchsinah sering mendoakan anaknya menggunakan bahasa Jawa.

Ya Allah mugi panjenengan toto, panjenengan pernahaken anak-anak kulo sedoyo, dados tiyang ingkang manfaat, ingkang maslahah, ingkang barakah.” (Ya Allah semoga Engkau tata dan tempatkan putra-putri kami semua menjadi orang yang bermanfaat, maslahat, dan berkah), kata sosok wanita lembut yang juga Ibunda dari Menteri Agama H Yaqut Cholil Qoumas ini.

Dengan wasilah do’a ini pula, Nyai Muchsinah meyakini bahwa menjadi apapun dan di posisi apapun putra-putrinya kelak, itu semua merupakan kehendak dan pilihan Allah swt. Termasuk saat Gus Yahya terpilih menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama.

Baca Juga Liga Muslim Dunia Siap Dukung Muktamar Internasional R20

“Sebenarnya saya ingin Mas Yahya tidak jauh-jauh dari saya dan pondok. Tapi kemudian saya pikir-pikir karena Gus Yahya niatannya untuk NU ke depan, jadi saya lepas dia dengan rela dengan ridho bahkan saya doakan mudah-mudahan apa yang menjadi hajatnya dan maksudnya diridhai Allah swt. Karena niatnya baik,” ungkapnya.

Beliau mendoakan agar Gus Yahya betul-betul amanah dalam menerima dan memikul jabatan sebagai Ketum PBNU.

“Semoga Allah memberikan jalan dan petunjuk yang baik untuk kemajuan NU seperti yang dicita-citakan. Semoga Mas Yahya betul-betul manfaat dan barakah untuk semua. Untuk NU, umat, dan bangsa,” harapnya.

Inilah pandangan penuh kasih saying seorang ibu yang mengandung Gus Yahya; Ibu Nyai Muchsinah Cholil yang senantiasa memegang tiga hal dalam hidupnya. Tiga hal yang dipegang kuat oleh Ibunda Gus Yahya ini adalah sabar, syukur, dan ridho.

“Sabar dalam keadaan apapun, syukur dalam keadaan apapun, ridho menerima Qadlanya Allah,” pungkasnya.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button