Berita

Pelatihan Kaderisasi NU Mesir, Gus Yaqut ; Jaga Roh Kaderisasi

PERADABAN.ID – Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) berpesan kepada kader Nahdlatul Ulama (NU) Mesir untuk merawat roh kaderisasi dalam menjaga kebesaran organisasi dan merawat nilai-nilai Aswaja an-Nahdliyah dalam acara penutupan Pelatihan Kader Dasar (PKD) Angkatan III PC GP Ansor Mesir dan Latihan Kader Dasar (LKD) Fatayat Cabang Istimewa Mesir, Minggu (31/7/22).

“Tidak mungkin kita bicara kebesaran organisasi, jika kadersisasi dalam organisasi tidak mampu kita jalankan,” turut Gus Yaqut dalam sambutannya.

Ia menilai bahwa beberapa hari yang dijalankan oleh para kader dalam mengikuti pelatihan kaderisasi, roh kaderisasi itu berjalan. Dari sambutan yang disampaikan, pihaknya mengatakan bahwa terdapat peningkatan dari pelatihan tahun 2019 yang lalu.

Diketahui bahwa kegiatan kaderisasi yang berlangsung di Auditorium al-Ihtifalat wal-Mu’tamarat, Universitas Al Azhar, Kairo ini diikuti oleh 600 kader dengan rincian yang mengikuti PKD Angkatan III PC GP Ansor Mesir sebanyak 428 kader dan 182 merupakan kader yang mengikuti LKD Fatayat pada Sabtu-Ahad (30-31/7/2022).

Baca Juga

Hal ini menunjukkan ghirah dan semangat warga NU di Mesir konsisten menjaga eksistensi jam’iyah Nahdlatul Ulama. Gus Yaqut juga berharap agar kader menjadi penggerak di tengah ketidakpastian dunia, terutama resesi ekonomi.

“Saya berharap semangat ini tetap dijaga meskipun sudah selesai pelatihannya. Jangan sampai setelah pelatihan selesai, semangatnya hilang lagi,” imbuhnya.

Peserta PKD Angkatan III PC GP Ansor Mesir

Selanjutnya, Gus Yaqut memaparkan data dan informasi tentang mahasiswa Indonesia di Mesir yang luput dalam memilih pergaulan. Pertama, keterputusan studi di Kairo. Untuk itu, ia berpesan agar berkumpulnya kader dalam naungan organisasi ini untuk saling mengingatkan.

“Masing-masing kader ini saling mengingatkan. Jika ada kader yang satu turun daya tahannya untuk bisa belajar di negeri orang, supaya yang lain mengingatkan dan menguatkan,” lanjut Gus Yaqut.

Informasi yang kedua, banyak mahasiswa Indonesia yang terpengaruh oleh ideologi yang bertentangan dengan Aswaja an-Nahdliyah.

Menurutnya, kader NU tidak dapat dipisahkan dari nilai dan ideologi Indonesia. Atas dasar itulah, tugas kader adalah memastikan jam’iyah NU dan Indonesia tetap jaya di masa yang akan datang.

“Indonesia ini, negara yang kita cintai, diperjuangkan salah satunya oleh muassis jam’iyah NU. Para muassis itu ikut berjuang, mempertaruhkan harta mempertaruhkan nyawa bahkan, dalam memerdekakan NKRI,” tegas Gus Yaqut.

Baca Juga Berita dan Informasi Gus Yahya Terbaru

Selain dua hal di atas, Gus Yaqut juga berpesan agar kader kreatif dan inovatif dalam berkhidmah. Menurutnya, harus ada kombinasi di antara cara-cara konvensional dan perubahan zaman yang terus bergerak.

“Ruang khidmah yang sebelumnya dilakukan dengan cara-cara yang mungkin konvensional, karena tuntutan zaman dan perubahan yang terus bergerak, kader-kader mampu mengkombinasikannya,” Gus Yaqut menambahkan.

Di akhir sambutan, dengan mengutip dawuh KH Hasyim Asy’ari “barang siapa yang mau mengurusi NU, maka nanti akan aku anggap sebagai santriku, dan kudoakan husnul khotimah”, Gus Yaqut berharap khidmah para kader di NU bisa menjadi wasilah mereka agar diakui menjadi santrinya KH Hasyim Asy’ari.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button