Berita

NU dan Muhammadiyah, Tamsil Sayap Garuda

PERADABAN.ID – Rektor Universitas Surabaya (Ubaya) Dr. Benny Lianto, MMBAT. tampak menundukkan kepala memberi salam hormat pada para hadirin, utamanya bagi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf dan Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Prof KH Haedar Nashir.

Hal ini dilakukan, seperti prasyarat agar menyamankan posisi duduknya kembali untuk menyaksikan acara selanjutnya. Mendengarkan paparan materi kedua tokoh sentral organisasi besar yang ia tamsilkan ibarat sayap burung rajawali atau garuda.

“Langit tanpa rajawali, adalah keluasan dan kebebasan tanpa sukma … tanpa kemantapan hati rajawali, mata kita hanya melihat fatamorgana. Seperti itulah kira-kira peran dan posisi NU dan Muhammadiyah di negara kita,” sepenggal isi pidatonya mengutip sajak W.S. Rendra.

Baca Juga

Setelah sekian waktu menunggu paparan Prof Haedar selesai, kini giliran Gus Yahya mengambil gagang pelantang suara.

Seloroh itu kemudian terlontar di awal penyampaian materi, “saya tergelitik dengan tamsilnya Pak Benny tentang NU dan Muhammadiyah sebagai dua sayap garuda tadi,”

“Yang terpikir,” begitu Gus Yahya melanjutkan, “kalau terbang, dua sayap itu ndak bisa ketemu,”

Keduanya hanya akan bertemu kalau tidak terbang, alias berdiam diri.

“Saya gak tahu, apakah sebaiknya kita nggak banyak ketemu saja pak Haedar, supaya bisa terbang garudanya,” lanjut Gus Yahya diiringi gelak tawa peserta.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button