Opini

Mbah Cholil Bisri: Arsitek Kehadiran PKB dalam Politik Indonesia

PERADABAN.ID – Dalam kancah perpolitikan Indonesia, terdapat satu nama yang tak terelakkan dalam sejarah PKB, yakni KH Mohammad Cholil Bisri atau akrab disapa Mbah Cholil. Lahir pada tahun 1941 dan meninggal pada usia 62 tahun pada 23 Agustus 2004, Mbah Cholil mengukir jejak panjang sebagai kiai kharismatik, politisi ulung, sosiolog, penulis, serta pemimpin spiritual pengasuh Pesantren Raudlatut Thalibin Rembang, Jawa Tengah.

Mbah Cholil adalah anak dari pendiri Pesantren Raudlatut Thalibin, KH Bisri Musthofa, yang menanamkan nilai-nilai keislaman dan kebangsaan dalam dirinya. Kesempurnaan pendidikan yang beliau raih dari Pesantren Lirboyo, Pesantren Al-Munawwir Krapyak, Aliyah Darul Ulum Mekkah, dan IAIN Suka Yogyakarta memantapkan landasan ilmu keagamaan dan sosialnya.

Awalnya, Mbah Cholil tidak tertarik dengan dunia politik, namun sebuah teguran bijak dari sesama kiai, KH Ali Maksum Krapyak, mengubah jalan hidupnya. “Kamu kok tidak ikut politik seperti adikmu, Musthofa, kenapa?” teguran inilah yang memicu minatnya terhadap dunia politik.

Baca Juga

Perjalanan politik Mbah Cholil pun dimulai dengan ikut terlibat dalam perumusan dan pemulihan Khittah NU, ketika Muktamar NU ke-27 di Situbondo, Jawa Timur, pada tahun 1984. Namun, karier politiknya semakin menonjol saat terlibat dalam pembentukan dan pengembangan PKB.

Gagasan berdirinya PKB muncul dari kebutuhan mendesak NU untuk memiliki wadah politik yang dapat mewakili aspirasi dan nilai-nilai keislaman. Mbah Cholil, yang kala itu menjadi tokoh yang dihormati di kalangan NU, merasa terpanggil untuk membentuk partai politik yang akan menjadi suara bagi umat Islam.

Deklarasi PKB pada tanggal 23 Juni 1998 diawali dari pertemuan di rumah Mbah Cholil, di mana lebih dari 200 kiai hadir untuk membicarakan pendirian partai ini. “Mbah Cholil, mesti lewat PKB,” kata salah satu kiai, mencerminkan kebutuhan akan kekuatan politik yang dapat menguatkan eksistensi NU.

Baca Juga

Mbah Cholil dipercaya sebagai Wakil Ketua Dewan Syuro DPP PKB, menandai peran kunci dan kepercayaan yang diberikan kepadanya. Selain itu, ketertarikan dan dedikasinya terhadap politik Islam membawanya menjadi anggota DPR RI dan bahkan wakil ketua MPR RI, tempat di mana suaranya terdengar lebih luas dalam panggung nasional.

Kiprah gemilang Mbah Cholil Bisri tidak hanya menciptakan PKB sebagai kekuatan politik, tetapi juga menjadi inspirasi bagi kader-kader PKB dan seluruh umat Islam. Sebagai sosok yang mengabdi pada Allah, negara, dan masyarakat, Mbah Cholil meninggalkan warisan berharga yang terus menginspirasi perjalanan PKB dalam memperjuangkan kepentingan umat dan bangsa.

Dengan segala jasa dan kontribusinya, Mbah Cholil Bisri tak hanya menjadi sosok terbaik di mata NU-PKB, tetapi juga menjadi penanda kebangkitan politik Islam yang bermartabat di Indonesia. (IB)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Check Also
Close
Back to top button