Opini

Imajinasi dan Teknologi: Memimpin Peradaban

PERADABAN.IDHarus diakui imajinasi manusia tentang masa depan di film-film sci-fi, tidak semuanya, kebanyakan ternyata bisa diwujudkan manusia melalui penemuan-penemuan yang terus berkembang.

Banyak orang menggemari film science fiction atau sci-fi, film fiksi yang dijadikan terlihat lebih ilmiah karena memasukkan unsur science. Menariknya, sebenarnya secara istilah dua kata ini science fiction adalah dua kata oksimoron, dua kata yang saling bertolak belakang. Sifat naluriah science itu empirik, tidak mungkin fiksi, begitu pula sebaliknya.

Berikut ini tiga film science fiction yang menarik perhatian saya, Back to the Future, Transendence, dan Interstellar.

Film Back to the Future (1985) dibintangi Michael J Fox menceritakan tentang Marty McFly, seorang remaja yang secara tidak sengaja terlempar ke masa lalu, tepatnya 30 tahun yang lalu, dengan menggunakan mobil DeLorean yang telah dimodifikasi menjadi mesin waktu oleh teman dekatnya, Doc Brown, seorang ilmuwan eksentrik. Film Back to The Future bahkan sampai dibuat film sekuelnya sampai 2 kali.

Baca Juga

Film Transcendence (2014), dibintangi Jonny Depp, berkisah tentang Dr. Will Caster, seorang ilmuwan terkenal yang menguasai teknologi kecerdasan buatan. Bersama istrinya Evelyn, mereka mengembangkan sebuah sistem komputer super canggih dengan harapan dapat meningkatkan kualitas hidup manusia.

Namun, ambisi mereka menimbulkan kontroversi dan bahaya, terutama ketika sebuah kelompok anti-teknologi menyerang Caster, membuatnya sekarat. Dalam upaya untuk menyelamatkan suaminya, Evelyn memindahkan kesadaran Caster ke dalam sistem kecerdasan buatan yang mereka kembangkan, yang membawa konsekuensi tak terduga yang merusak sisi kemanusian.

Film Interstellar (2014) mengisahkan tentang Cooper, seorang mantan pilot NASA yang menjadi petani, dan tim astronot yang melakukan perjalanan luar angkasa melintasi lubang cacing dekat Saturnus untuk menemukan planet baru yang layak dihuni.

Di tengah kondisi Bumi yang mengkhawatirkan pada tahun 2067, misi ini menjadi harapan terakhir umat manusia untuk bertahan hidup. Interstellar oleh para ilmuwan dianggap sebagai film yang secara teori keilmuwan yang paling empirik dan bisa dijelaskan secara science.

Melalui film sci-fi para pembuat film berimajinasi tentang apa yang akan dihadapi manusia di masa depan, baik dari sisi baik maupun buruknya. Dari film-film tersebut kita melihat teknologi adalah bebas nilai, yang menjadikannya berdampak baik atau buruk adalah manusia itu sendiri.

Baca Juga

Harus diakui imajinasi manusia tentang masa depan di film-film sci-fi, tidak semuanya, kebanyakan ternyata bisa diwujudkan manusia melalui penemuan-penemuan yang terus berkembang. Contoh film Matriks (1999) menjadi bahan dasar ide VR dan teknologi simulasi komputer, Film Jurrasic Park (1993) menjadi pemantik pemanfaatan teknologi rekayasa genetik dan kloning.

Kekhawatiran kita terhadap dampak signifikan dari kemajuan teknologi, yaitu dehumanisasi, memang mungkin terjadi di masa mendatang. Namun, hal itu hanya akan terjadi bagi mereka yang tidak memiliki imajinasi dan hanya menjadi “budak-budak” teknologi.

Suatu masa ketika manusia dan mesin hidup berdampingan, hubungan diantara keduanya akan menjadi lebih terintegrasi dan interaktif. Mesin cerdas akan mendukung kehidupan sehari-hari, dari pekerjaan rumah tangga hingga pengambilan keputusan bisnis.

Kecerdasan buatan akan memahami dan merespons emosi manusia, sementara manusia akan belajar untuk beradaptasi dengan kemampuan mesin yang semakin meningkat. Harus dipahami juga kondisi semacam ini akan menimbulkan pertanyaan etis tentang batasan antara kecerdasan buatan dan kemanusiaan.

Namun, bagi mereka yang tidak pernah lelah untuk berpikir dan terus berinovasi, bersama para ilmuwan mereka akan terus menciptakan teknologi-teknologi baru, mereka akan terus berada di garis depan peradaban, memimpin masa depan.

Oleh: Hasanuddin Ali, Tenaga Ahli Menteri Agama Republik Indonesia

Related Articles

One Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button