Berita

Gus Yahya: Terlalu Riskan Kalau Berpikir NU sebagai Aset

PERADABAN.ID – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf menilai bahwa terlalu riskan kalau berpikir Nahdlatul Ulama (NU) sebagai aset.

“Terlalu riskan kalau kita berpikir tentang NU sebagai aset. Ada bahaya besar di situ,” tutur Gus Yahya di acara Haul KH Abdul Hamid bin Abdullah Umar ke-41 tahun 2022, dikutip dari kanal NU Pasuruan pada Kamis (6/10/2022).

Bahaya besar ini tidak lepas dari sebagian orang yang berpandangan kebesaran NU hanya pada jumlah orangnya.

“Karena besarnya ini, maka menjual NU mudah sekali. Pasti lakunya,” kata Gus Yahya.

Padahal menurutnya, kebesaran NU musti dilihat dari keramat dan perjuangan para pendahulu yang tidak bisa diukur dengan nilai duniawi apapun.

“Kita tahu apa yang terjadi pada 10 November 1945 dengan adanya resolusi jihad itu. Sampai hari ini tidak ada laporan berapa nyawa yang sudah terbuang di dalam revolusi itu,” imbuhnya.

Baca Juga

Untuk itu, Gus Yahya mengatakan bahwa saat ini PBNU membangun kesadaran tentang kebesaran NU sebagai tanggung jawab. Bentuknya adalah dengan melayani hajat para jamaah.

“Tanggung jawab untuk melayani kebutuhan jamaah. Apapun itu. Kalau punya langsung diberi, kalau ndak ya dicarikan. Ini sama dengan yang dilakukan kiai-kiai kita dulu,” tegas Juru Bicara Presiden ke-4 KH Abdurrahman Wahid ini.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button