Berita

Gus Yahya: Perdamaian Perlu Jangkau Pergulatan Internasional

PERADABAN.ID – Problem domestik yang bersumber dari agama seperti praktik intoleransi dan diskriminasi tidak dapat dinafikan kerap terjadi. Indonesia sebagai negara majemuk, melulu dikucuri pergulatan pelarangan pendirian gereja, penghakiman terhadap cara pandang yang berbeda hingga tempaan diskriminatif terhadap kelompok Syiah atau Ahmadiyah.

Fenomena ini juga tidak luput dari perhatian Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Satquf. Dirinya mengakui problem di atas melulu terjadi dalam setiap ruas perkembangan zaman.

“Di samping melakukan upaya dalam negeri, kita juga harus bergulat secara internasional,” kata Gus Yahya dalam Editors Meeting di Gedung PBNU, Rabu (12/10/2022).

Baca Juga

Gus Yahya tidak menampik bahwa di belahan dunia lainnya seperti Eropa, atau di Asia seperti India dan negara lainnya, juga mengalami pergulatan serupa. Untuk itu, dirasa tepat persoalan domestik ini diangkat dalam pertemuan-pertemuan global yang bisa memantik kanalisasi perdamaian dan harmoni.

“Ada masalah di mana-mana, makanya ada tema truth telling. Kita mengajak ke masa depan bersama,” imbuhnya.

Sikap diskriminatif terhadap minoritas sekaligus legitimasi tindakan tersebut, kerap muncul dan menggunkan dalil grievances masa lalu. Duduk bersama untuk mencari penyelesaian dengan mengatakan secara jujur problem yang dialaminya, bisa dengan cepat dan bersama-sama mencapai harmoni.

“Sebab kalau tidak, tidak ada penyelesaian,” tegasnya.

Untuk hal ini, PBNU menginisiasi forum agama dalam rangkaian G20, atau disebut dengan R20. Dalam gelaran Editors Meeting, hadir jajaran pengurus PBNU dan sejumlah perwakilan media.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button