Berita

Gus Yahya: NU ya NU, Partai ya Partai

PERADABAN.ID – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) mengatakan kepada kader NU untuk membedakan antara NU dengan partai politik.

“NU ya NU, Partai ya Partai, tidak dicampur-campur,” kata Gus Yahya dalam Silaturahmi dengan Pengurus Anak Cabang dan Rantin NU Cabang Jember dan Kencong di Aula PB Sudirman, Kantor Pemerintah Kabupaten Jember, Selasa (10/1/23).

Di samping itu, Gus Yahya dengan terang-terangan mengaku sebagai kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Gus Yahya mengatakan, semua kader NU boleh berpolitik. Tapi intinya tidak boleh memakai lembaga NU.

Mungkin anda juga suka

“Kampanye partai jangan bawa-bawa NU, jangan bawa-bawa lembaga NU. Jangan di kantor NU, jangan bawa bendera NU untuk kampanye partai. Selebihnya terserah,” katanya.

“Sampeyan (Anda) mau ikut partai mana saja terserah. Nanti kalau PBNU butuh titip, ya nanti kita ngomong titip. Sekarang kan belum. Nitip masak nggak boleh. Tapi tidak boleh pakai lembaga: apakah itu kantor, bendera, simbol-simbol NU, jangan,” tegas Gus Yahya.

“Karena ini sudah jadi skema yang jelas dalam organisasi. Misalnya: tidak boleh pengurus harian NU merangkap jadi pengurus harian partai. Jelas to iki? Tapi kalau pengurus harian NU aktivis partai, boleh. Anggota DPR jadi pengurus NU, boleh. Asal bukan pengurus harian di partai. Itu saja. Jelas to ini,” kata Gus Yahya.

Mungkin anda juga suka

Gus Yahya mengingatkan bahwa beberapa Pengurus Besar Nahdlatul Ulama ada yang merupakan aktivis partai politik dan bukan pengurus harian partai politik tertentu.

“Makanya di PBNU ada anggota DPR Golkar Nusron Wahid. Anggota DPR PDIP Nasyirul Falah. Ada aktivis PPP Choirul Saleh Rasyid. Tidak apa-apa. Boleh. Ada yang PKB, Yahya Cholil Staquf. Saya bukan pengurus harian kok. Tidak masalah. Jadi NU ya NU, partai ya partai. Tidak dicampur-campur. Nanti kalau saya ikut nitip, nanti saya ngomong. Kan saya yang nitip, bukan PBNU,” kata Yahya, disambut tepuk tangan meriah.

Usai acara, kepada wartawan, Gus Yahya menegaskan kembali sikap tersebut. “Terserah. Orang bebas mau ikut partai politik mana saja. Memilih bebas. Yang penting negara selamat. Jangan sampai menciptakan ancaman terhadap keselamatan negara,” kata Gus Yahya menandaskan.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button