PERADABAN.ID – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf mengatakan bahwa PBNU mempunyai kepentingan untuk menitipkan wacana fikih peradaban di lingkungan akademik.
“Yang memang menjadi kepentingan PBNU untuk menitipkan wacana yang sedang dibangun oleh PBNU terkait Fikih Peradaban ini ke lingkaran-lingakaran akademik,” tuturnya dalam Seminar Nasional UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta pada Selasa (4/4/2023).
Baca juga:
- Pesan Gus Yahya di Momen Mudik Lebaran Pertama di Abad Kedua NU
- 3 Pesan Alvara Research Center Bagi Gen Z Agar Tidak Cepat Punah
Dalam seminar yang mengangkat tema Menafsirkan Kembali Gagasan Fikih Peradaban dalam Perspektif Geopolitik Islam, Gus Yahya menceritakan awal mula gagasan ini dilaksanakan, yaitu pada 6 Februari 2023 di Surabaya, tepat sehari sebelum Resepsi Puncak 1 Abad Nahdlatul Ulama.
“Kami menggelar satu konferensi yang kami sebut Muktamar Internasional Fikih Peradaban I dengan mengundang para ulama dari berbagai negara. Ada sekitar 40 negara yang diwakili, tidak kurang diwakili oleh 130 ulama,” kisahnya.
Dan di dalam kesempatan itu, lanjutnya, kami mengajukan topik tentang piagam PBB yang dipilih sebagai topik awalan dari rangakaian wacana terkait fikih peradaban.
“Karena kami memang bermaksud untuk menjadikan kegiatan yang berseri dan disusul muktamar selanjutnya, untuk membahas topik-topik terkait dengan syariat,” tegasnya.
Gus Yahya meyakini dewasa ini muncul kesadaran keniscayaan dan kebutuhan akan harmoni kehidupan di tengah masyarakat yang heterogen yang kemudian mensyaratkan toleransi di antara berbagai kelompok yang berbeda-beda.
Baca juga:
“Mensyaratkan kemauan untuk hidup berdampingan secara damai, bahkan bekerja sama di antra kelompok-kelompok yang berbeda satu sama lain,” pungkasnya.
Kendati di satu sisi, kata Gus Yahya, wawasan tentang kebutuhan harmonis sosial ini tidak henti-hentinya mendapat tantangan.
“Mulai dari gugatan sampai dengan kekerasan yang dimaksudkan untuk melawan terhadap kebutuhan harmoni sosial ini,” tegas Gus Yahya
One Comment