Berita

Gus Yahya Beberkan Fakta Kalau UGM Memiliki “Wali Sosiologi”

PERADABAN.ID – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (Ketum PBNU) KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) menyebut bahwa di Universitas Gadjah Mada dulu ada Wali Sosiologi.

“Dulu di Sosiologi itu ada Wali Sosiologi namanya Pak Sunyoto dari Rangun Studi Hasimutni. Karena tahun 70-an beliau tidak pernah berhenti mengajarkan tentang Social Analysis Network,” kata Gus Yahya dalam Kongres IX Ikatan Sosiologi Indonesia (ISI), Yogyakarta, Sabtu (26/8).

“Sayang beliau kurang mendapatkan penghargaan karena beliau memperkenalkan idiom-idiom yang mungkin oleh orang-orang dianggap aneh,” lanjutnya.

Misalnya, lanjut dia, beliau memperkenalkan idiom “Pulajinapret”, yang merupakan bagian dari gambaran tentang proses penelitian, mengumpulkan data, menyajikan data, mengintrepertasikan data dan analisis data.

Baca Juga

Anggota Kehormatan ISI Indonesia itu menjelaskan alasan menyebut Pak Sunyoto pantas menyandang gelar Wali Sosiologi.

“Beliau memperkenalkan satu analisis yang juga waktu itu kurang dihargai, namanya “Ajham”. Sama “anak-anak Musholla” (Musholla Fisipol UGM) itu diplesetkan Adgham Bighunnah dan Adgham Bilaghunnah dari pelajaran tajwid di Musholla, itu analisis jaringan hubungan antar manusia,” terang Pengasuh Pesantren Raudlatut Thalibin, Rembang itu.

“Waktu itu menjadi candaan teman-teman, tapi ternyata sekarang menjadi alat analisis yang populer dan memang penting, Social Network Analysis (SNA),” tegasnya.

Gus Yahya menjelaskan Social Network Analysis (SNA) sekarang lebih populer daripada ilmu statistik, karena SNA membuka bagaimana satu lingkaran jaringan-jaringan ini berpengaruh dan berkaitan, termasuk pilihan-pilihan politik.

Baca Juga

Karena itu, Gus Yahya berpendapat, sebagai Anggota Kehormatan ISI Indonesia, agar Pak Sunyoto diberi penghargaan sebagai Wali Sosiologi.

“Makanya saya pikir Pak Sunyoto ini Wali Sosiologi beneran, jadi ini kalau masih ada waktu saya ingin mengusulkan, sebagai anggota kehormatan, untuk memberikan penghargaan kepada Pak Sunyoto sebagai Wali Sosiologi,” tukasnya.

“Tahun 70-an dan tidak ada murid-muridnya yang mau mengembangkan “Ajham” tidak tahu sekarang menjadi penting,” tandas Gus Yahya menandaskan.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button