Opini

Gus Men dan Konsep Rahmatan Lil Indonesiyin

PERADABAN.ID – Baru-baru ini Menteri Agama RI, H Yaqut Cholil Qoumas yang akrab disapa Gus Men, menghadiri undangan peresmian Gereja Mawar Sharon di Rooftop Pakuwon Mall di jalan Puncak Indah Lontar, Surabaya, Minggu (30/07/2023).

Saat menghadiri acara tersebut, Gus Men untuk kesekian kalinya kembali menyatakan bahwa Kementerian Agama bukan hanya milik satu agama saja tapi milik semua agama yang ada di Indonesia. Apa yang disampaikannya itu nampaknya menjadi bukti konsistensi prinsip hidup, baik sebagai individu maupun sebagai pejabat publik.

Pernyataan tersebut tentu bukan pertama kalinya diucapkan. Sudah berkali-kali sejak awal ditunjuk menjadi Menag RI beliau menyampaikan bahwa Kemenag RI adalah milik semua agama. Itu artinya, keberadaan kementerian tersebut harus mampu dirasakan oleh semua agama yang ada di Indonesia.

Baca Juga

Tentu hal tersebut tidak hanya berhenti pada lisan saja, Gus Men juga membuktikan dalam tindakan keseharian yang dilakukan dalam kepemimpinannya. Beliau selalu support terhadap kegiatan oleh semua agama dan membuat kebijakan yang mampu dirasakan oleh semua agama. Apa lagi ada satu kebiasaan yang selama ini jarang (mungkin belum pernah) dilakukan oleh para Menteri sebelumnya, yakni memberikan ucapan selamat natal.

Kepemimpinan Gus Men yang universal itu adalah sebuah negasi atas anggapan yang selama ini melekat bahwa Kemenag hanyalah milik satu agama. Siapa pun dan dari kalangan mana pun Menteri Agama, keberpihakannya harus mampu dirasakan oleh semua pihak.

Kementerian Agama selama ini selalu dipimpin oleh kelompok muslim. Dan bukan rahasia umum lagi, bahwa kebijakan dan keberpihakan Kemenag (siapa pun Menterinya) seakan lebih dominan perhatiannya mengarah kepada kelompok-kelompok muslim. Sebuah kepemimpinan yang kemudian oleh agama lain dianggap bahwa Kemenag hanyalah milik agama Islam.

Baca Juga NU Selalu Diludahi

Tegak Lurus Konsep Rahmatan Lil Indonesiyin

Sebelum terpilih menjadi Menteri Agama RI, Gus Men merupakan seorang anggota DPR RI, namun sosoknya lebih dikenal masyarakat luas sebagai pemimpin organisasi kepemudaan terbesar di Indonesia, Gerakan Pemuda Ansor.

Melalui kepemimpinannya, Gerakan Pemuda Ansor sebagai organisasi kepemudaan Islam tidak hanya menebarkan kasih sayang kepada kelompok Islam saja. Kasih sayang juga ditunjukkan kepada kelompok agama lain dengan cara saling menghargai perbedaan, melindungi hak-hak beragama kelompok lain sebagai wujud toleransi antar umat beragama.

Bukan tanpa dasar, sikap saling menyayangi dan toleran yang ditunjukkan Gus Men selama ini didasarkan pada gagasan besar yang pernah dikatakan oleh Sayyidina Ali bin Abi Thalib, mereka yang bukan saudaramu dalam seiman adalah saudaramu dalam kemanusiaan.

Baca Juga Jaga Keberagaman, Menag Godok Klausul Kemudahan Mendirikan Rumah Ibadah

Kecintaannya terhadap Indonesia memang begitu kuat. Ketika diberi amanah oleh Presiden RI Joko Widodo menjadi Menteri Agama RI, salah satu tugasnya adalah memastikan kebhinekaan di negara ini tidak terganggu dan tata kelola kementerian. Gus Men juga mendapat pesan khusus dari pamannya, KH. Musthofa Bisri, agar mengajak semua orang untuk mencintai Indonesia.

Tugas menjadi Menteri Agama memang bukanlah tugas yang mudah. Tantangan demi tantangan yang hadir tidak hanya berasal dari eksternal, melainkan juga dari internal kementerian. Apalagi selama ini kementerian agama dikenal memiliki citra kementerian tua. Menteri yang lebih dikenal pantas dijabat oleh orang-orang tua.

Seperti yang disampaikan Gus Men saat menghadiri undangan sebagai narasumber podcast Akbar Faizal Uncensored, bahwa kurang lebih sekitar 40% ASN di lingkungan Kemenag yang terpapar radikalisme. Sebuah angka yang tentunya cukup fantastis. Bagaimana mungkin kemenag mampu menjaga kebhinekaan jika di internal kemenag sendiri tidak segera dibenahi?

Baca Juga

Gus Men paham, meskipun tantangan itu tidak mudah, tapi setidaknya itu juga tidak sulit baginya. Mengingat tugas sebagai Menag ini juga tidak jauh berbeda dengan apa yang dilakukannya saat menjadi Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor yang konsennya adalah tentang keragaman.

Konsen terhadap isu keragaman ketika memimpin GP Ansor selama ini secara konsisten ditunjukkan saat menjadi Menteri Agama. Kebijakan dan keberpihakan Kemenag RI dibuat seadil-adilnya untuk bisa dirasakan oleh semua agama sehingga tidak ada lagi kelompok agama yang merasa di anak tirikan oleh negara. Gerakan-gerakan yang tidak bisa menghargai keragaman juga dilawan sekuat tenaga agar negara ini tetap kondusif.

Gus Men adalah sosok pemimpin muda yang tegas, tidak pernah lelah mencintai Indonesia dan senantiasa memegang teguh konsep beragama yang baik, rahmatan lil ‘alamin (menebarkan kasih sayang bagi semesta alam). Suatu konsep beragama yang kemudian secara spesifik diterjemahkan menjadi konsep rahmatan lil Indonesiyin.

Oleh: Hendra Septiawan (Aktivis NU, Pemerhati Politik dan Kebudayaan)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button