Berita

Guru Besar UIN Jogja: Gus Yahya Seorang Pemikir Avant-Garde dari Indonesia

PERADABAN.ID – Guru Besar Universitas Islam Negeri Yogyakarta Prof Noorhaidi Hasan MA menyebut KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) sebagai pemikir avant-garde (pelopor) dari Indonesia.

“Sekarang kita melihat seorang pemikir avant-garde dari Indonesia, Gus Yahya,” kata Noorhaidi dalam Seminar Nasional Prospek dan Tantangan Fiqih Peradaban sebagai Solusi Krisis Tata Dunia Global di UIN Syarif Hidayatullah, Ciputat, Tangerang Selatan, Senin (27/3).

Noorhaidi memulai dengan keresahan bahwa sedikit sekali tokoh pemikir Indonesia yang konsep dan gagasannya mampu ditawarkan di kancah internasional.

Baca Juga

“Kalau dari luar ada Abdullah Ahmad An-Naim melalui dekonstruksi syari’ah, Ashgar Ali Engineer agama pembebeasan, Yusuf Qardhawi fiqih minoritas, Hasan Hanafi kiri Islam, dan sekarang dari Indonesia ada Gus Yahya melalui Fiqih Peradaban,” jelas Noorhaidi.

Guru Besar Politik Islam itu menilai konsep Fiqih Peradaban merupakan konsep yang sangat original.

“Saya mempelajari, saya baca pidato-pidato beliau, tulisan-tulisan beliau, ternyata yang pertama menggerakkan itu adalah kegelisahan beliau menyaksikan bahwa dunia hari ini masih diliputi oleh berbagai masalah. Terutama masalah yang terkait dengan konflik perpecahan dan perang,” ujar Noorhaidi.

Baca Juga

Dengan begitu, Noorhaidi optimis bahwa gagasan Fiqih Peradaban ini bisa diletakkan dalam diskursus kemanusiaan yang bisa menarik pengaruh kepada publik internasional.

“Fiqih peradaban merupakan gagasan besar yang perlu kita sambut dengan gegap gempita. Jarang sekali pemikir Indonesia yang punya konsep gagasan besar yang bisa ditawarkan ke publik internasional,” terangnya.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button