Opini

Delta Sidoarjo, Gelora Peradaban Baru

PERABADAN.ID – Tentang kepatutan yang perlu disyukuri, rasanya semua sepakat, bahwa tiadanya pandemi yang utama. Tetapi pertanyaan yang sumir ke depan, adalah dengan siapa kita merayakan kehidupan?

Sayup-sayup, tanpa diundang datang ruang kehilangan. Terselip dalam dekapan, mungkin ada yang tak lagi utuh saat-saat rapat dalam kerja, atau bersua di ruang tamu keluarga. Binar, yang mustinya terpancar optimis, kian redup telungkup dalam tangkup keramaian.

Nahasnya, selama matahari masih terbit dari ufuk timur, kehidupan terus berjalan tanpa basa-basi. Dia mengharuskan kita tetap berlari, kendati iringan samping kanan-kiri berlepuh ingatan yang fatal melelahkan.

Baca juga:

Lalu, sebagai makhluk yang terbiasa dengan hal yang demikian, akan melulu mencari titik pijak yang bisa membuat riang kembali detak kehidupan. Entah apa itu, biasanya adalah kebersamaan yang mengiringi kita sejak sebelum lahir. Sesuatu, yang sudah bernafas sebelum rahim ibu memecahkan tangis ke-ada-an.

Itulah kenapa, perayaan dari setiap yang lahir sebelum adanya kita, menjadi sangat berarti. Setidaknya menurut saya, bukan hanya untuk melupakan isak tangis kehilangan, seperti yang sudah tergambar di atas. Tapi lebih jauh, kita berkehendak mencari yang lebih utuh, untuk bangkit dan menyadari, bahwa sebasah apapun ingatan kita akan kehilangan, tetaplah masa depan yang menuntut untuk terus menyala. 

Maka secara tergesa-gesa, kita mulai menilik hitungan kalender. Bisa 11 Januarinya Gigi, atau yang melulu kita rayakan dalam larik perdebatan, Valentine 14 Februari. Atau setiap momen yang menegangkan, seperti kata Haruki Murakumi, gemuruh yang timbul di dadaku. 

Dan seratus tahun silam, ada cinta yang tumbuh paling hakiki, cita-cita raksasa yang menyelam dalam samudera peradaban, yang bukan saja tentang gerakan, tapi luapan emosional untuk menginjeksi nilai-nilai kemanusiaan dan kesetaraan hak sekaligus martabat.

Baca juga:

Perayaan itu akan digelar di pusat lahirnya, Jawa Timur. Tepatnya di Gelora Delta Sidoarjo. Tempat yang mungkin hanya membutuhkan transport darat untuk sampai ke Langgar Gipo, Markas Besar Oelama, Hoofdbestuur, atau dengung Resolusi Jihad dikumandangkan.

16 Rajab 1444 H, atau dalam Masehi 7 Februari 2023, perayaan itu akan dihelat; Resepsi Puncak 1 Abad Nahdlatul Ulama.

Sekali lagi, bisa jadi tidaklah lengkap kita akan melangkah menikmati riuh suka cita itu. Ada sebagian yang sudah mendahului karena pandemi mengerikan itu; keluarga, sanak saudara, teman sepermainan atau tetangga.

Tapi bisa juga, melangkah ke sana adalah bagian untuk menatap kembali masa depan, sebagaimana sebelum kita belum lahir, dalam padanan Gus Yahya, keberadaannya sudah membingkai identitas dan tujuan makrifat kita.

Ahmad Bonang Maulana

Penulis lepas. Tulisannya tesebar di ragam media cetak dan online baik nasional dan daerah. Saat ini tinggal di Jakarta.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button