Berita

Hadapi Bias Wacana Keagamaan, Kemenag Depok Kuatkan Literasi Digital Guru dan Tenaga Pendidikan Kota Depok

PERADABAN.ID – Sebanyak 55 orang guru dan tenaga kependidikan madrasah se-Jawa Barat mengikuti kegiatan workshop “Penguatan Literasi Digital Bagi Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah Angkatan I” yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama RI bekerja sama dengan Yayasan Nusa Unggul Makara pada Wisma Voli, Sentul, Jumat-Sabtu, 26-27 Juli 2024.

Mengusung tema “Makin Cakap Digital”, pelatihan ini menghadirkan dosen, praktisi media, pakar multimedia dan influencer media sosial untuk membekali para guru dan tenaga kependidikan.

Mewakili Direktorat GTK Madrasah Subdit Bina Guru MI-MTs Kementerian Agama, Agung Aripandu Andaristo, membuka kegiatan tersebut, “Dengan adanya penguatan literasi digital bagi guru dan tenaga kependidikan di madrasah diharapkan mampu membantu madrasah terus berkembang dan memanfaatkan kemajuan teknologi dalam kegiatan belajar-mengajar.”

Baca Juga

Pelatihan ini bertujuan untuk memperkuat literasi digital di kalangan tenaga pendidik, agar mereka dapat memanfaatkan teknologi secara optimal dalam proses pembelajaran dan pengelolaan administrasi pendidikan. Literasi dalam arti memahami wacana yang ada di dunia digital dan juga keterampilan menggunakan teknologi digital itu sendiri.

“Selain kecakapan teknologi digital, literasi atau memahami wacana yang berkembang di media sosial juga penting, sehingga guru sebagai pendidik terdepan di madrasah tidak salah membaca informasi atau terjebak hoaks yang beredar,” ungkap KH. Achmad Solechan, Ketua Yayasan NU Makara.

Narasumber dari pemimpin redaksi NU Online, Ivan Aulia Ahsan, menerangkan jenis dan posisi media digital yang ramai dikunjungi warganet. Ivan menerangkan, “Tidak semua berita atau artikel di situs online melalui pemeriksaan redaksi dan pakar agama. Menjadi tanggung jawab guru untuk menyajikan ke murid berita atau wacana yang menampilkan Islam wasathiyah dan pemahaman agama yang moderat.”

Baca Juga

Hal senada juga disampaikan oleh narasumber dari Dosen Universitas Indonesia yang memaparkan fenomena Post-Truth dalam media sosial. “Agama Islam yang moderat dengan mengedepankan tabayyun dapat memberikan gambaran untuk memilah dan memilih informasi yang beredar di social media,” jelas Muhammad Wahyu Ariyanto.

Materi hari terakhir ditutup dengan pemaparan materi Musfiah Saidah yang merupakan dosen ilmu komunikasi UIN Syarif Hidayatullah dan juga seorang influencer di media sosial dan narasumber terakhir dibawakan oleh Candra Maulana seorang praktisi dan pengajar desainer multimedia.   

“Pelatihan yang lengkap dari para panitia. Pemahaman literasi dan kemampuan digital diasah di sini. Terima kasih untuk Yayasan NU Makara dan Kemenag,” ungkap Pak Nurhasan Guru dari MTS AL-Kautsar, Depok.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button