Berita

Prof Mukri sebut 3 Ciri Khas Kiai yang Merawat Kebhinekaan Indonesia

PERADABAN – Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Prof Mukri mengatakan ulama (kiai) selain mewarisi ilmu dari para nabi, mereka juga sosok yang mampu memberikan pencerahan dan inspirasi umat dalam memecahkan permasalahan kehidupan.

Sejarah telah mencatat bagaimana ulama Indonesia mampu merawat kondisi kebhinekaan dengan terus memberikan spirit dalam wujud ngayomi (melindungi dan membina), ngayahi (mengurus), dan ngayemi (membuat hati tenang).

“Ciri khas kiai itu cinta ilmu. Beliau-beliau intens mengkaji dan mengaji di majelis-majelsi. Di berbagai kesempatan yang dibahas selalu berisi ilmu,” kata Guru Besar Muamalah seperti dilansir NU Online, Senin (26/9).

Mungkin anda juga suka

Intensitas sentuhan kiai dengan ilmu membuat masyarakat memposisikan mereka di tempat yang mulia. “Ini bukti ayat al-Qur’an “yarfa’illahulladziina aamanuu minkum walladziina uutul ilma darajaat”, Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman dan mereka yang memiliki ilmu lebih dari yang lain,” jelasnya.

Dengan kapasitas di wilayah keilmuan agama, silsilah atau sanad keilmuan yang jelas sampai kepada Rasulullah, tumbuh dalam diri seorang kiai sikap yang selalu mengayomi dan mendidik umat.

Selain di wilayah keilmuan, para kiai juga peduli dan mampu mengurus atau ngayahi umat.

Mungkin anda juga suka

Dalam aspek kehidupan, bisa diketahui bagaimana para kiai mengurus umat di Indonesia mulai dari sebelum ia dilahirkan sampai sudah meninggalkan dunia.

“Mulai fase kehamilan sampai meninggal dunia para kiai selalu dilibatkan masyarakat untuk ikut mengurus prosesnya,” imbuh Guru Besar yang sekarang menjabat sebagai Rektor UNU Blitar tersebut.

Selain ilmu dan kepedulian tinggi, lanjut dia, kiai di Indonesia juga dianugerahi rasa ikhlas yang tinggi. Sikap ini kemudian memunculkan keteduhan dan suasana yang ayem di tengah-tengah masyarakat.

Ketiga hal tersebut menurut Prof Mukri mampu menjaga ekosistem masyarakat di nusantara. Para wali dan kiai telah mewariskan tiga hal ini, yakni ilmu, kepedulian, dan keikhlasan dalam sendi kehidupan masyarakat sehingga bisa ngayomi, ngayahi, dan ngayemi dengan sungguh-sungguh.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button