Berita

Gus Yahya dan Kisah Penerimaan NU terhadap Pancasila

PERADABAN.ID, JAKARTA – KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menceritakan kisah penerimaan Nahdlatul Ulama (NU) terhadap asas tunggal Pancasila. Kisah ini diceritakan Ketua Umum PBNU itu berdasarkan Muktamar Nahdlatul Ulama ke-27 di Situbondo, tahun 1984.

Penerimaan terhadap Pancasila sebagai asas tunggal tidaklah mulus dan terdapat perdebatan di dalamnya. Fakta ini terlihat saat KH As’ad Samsul Arifin dan KH Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus) terlibat dalam perdebatan alot.

Komisi Rekomendasi dalam Muktamar di Situbondo sudah menyusun draft penolakan atau tidak membuat argumentasi untuk menerima. Waktu itu ketua Komisi Rekomendasi adalah KH Abdurrahman Wahid, dan meminta Gus Mus untuk menemui Kiai As’ad. Kebetulan saat itu, Kiai As’ad termasuk yang mendukung penerimaan asas tunggal Pancasila.

Baca Juga Berita dan Informasi Gus Yahya Terbaru

Gus Mus mengatakan bahwa proporsionalitas menjadi pertimbangan dan tidak semua kemauan Soeharto harus diterima. Mendengar jawaban Gus Mus, Kiai As’ad pun kembali menekankan kehawatiran kalau Soeharto melakukan sesuatu kepada NU.

“Mosok NU sebesar ini Pak Harto berani mekaukan sesuatu kepada NU? Pasti kan tidak berani,” jawab Gus Mus sebagaimana dilansir NU Online (1/5/2022).

“Lha kalau Pak Harto berani, lalu siapa yang bertanggung jawab kepada Allah dan Umat?” tanya Kiai As’ad.

Pertanyaan Kiai As’ad itu dijawab Gus Mus dengan melontarkan pertanyaan kembali. Bahwa saat NU menerima asas tunggal Pancasila, siapa yang akan mempertanggungjawabkan di hadapan Allah dan umat.

“Saya” tegas Kiai As’ad.

Baca Juga Gus Yahya; Manzilah Harus Dilaksanakan dengan Ikhlas

Penegasan itu yang kemudian menghentikan perdebatan antara keduanya, dan NU menerima Pancasila sebagai asas tunggal. Termasuk urusan yang lain, jika ada perdebatan atas persoalan yang terjadi, maka dalam tradisi NU pernyataan atau dawuh kiai sangat diharapkan dan menentukan.

Gus Yahya menuturkan, bahwa kiai pendiri NU mempunyai visi jangka panjang yang kemudian dibarengi dengan narasi untuk mendukung visi itu. Visi yang menghendaki agar NU menjadi adaptif dalam setiap perubahan peradaban.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button