Opini

1 Abad Nahdlatul Ulama, Watak Kekal Andil Peradaban

PERADABAN.ID – Jika tidak dengan motif kecintaan dan keiklasan memperjuangkan Islam dan kemerdekaan Indonesia, barangkali andil peradaban tidak akan pernah menyemat dalam gerak perjuangan Nahdlatul Ulama (NU).

Mereka yang berada dalam radius 94 kilometer, utamanya laki-laki, dikenakan ‘tarif’ wajib ikut berlumur darah sejarah. Sejarah kecintaan mempertahankan, mempersembahkan dan mewariskan suka cita bangsa yang merdeka.

Kaum sarungan, santri dan pemuda, dibidani para ulama kharismatik seperti KH Hasyim Asy’ari, mempersiapkan kekuatan menghadapi Brigade 49 Divisi India Tentara Inggris. Kedatangan Mallaby dengan para pasukannya itu, mentorehkan tinta perang yang tak bisa dihindari.

Respon dari kalangan pesantren, berjuang dan bertempur, lalu mempertaruhkan hidup dan mati, kita akrabi sebagai Resolusi Jihad.

Baca juga:

Berkelindan dengan fatwa bersejarah itu, bisa kita kenang melalui situs-situs sejarah yang eksis hingga saat ini.

Bernama Gedung Hoofdbestuur Nahdlatul Oelama, beragam sejarah NU terpahat dalam bingkai Indonesia, termasuk berdirinya Nahdlatul Ulama bisa dirasakan auranya di tempat beralamat Jl Bubutan Gang IV Surabaya.

Tempat ini, yang kemudian pada 2013 ditasbih sebagai cagar budaya, menjadi titian dalam merekap tangga sejarah, juga sumbangsih Nahdlatul Ulama, hingga jelang umurnya genap 1 abad terhadap peradaban Islam dan Indonesia.

Hitungan Hijriyah, NU berusia 1 abad. Usia yang sudah tua. Tidak hanya secara numerik, tetapi juga sumbangsih dan komitmen.

Resepsi Puncak 1 Abad Nahdlatul Ulama, helatan yang tidak hanya ingin menampilkan kemeriahan dan kebesaran, lebih dari itu, ingin memperkenalkan watak NU sendiri di sendi Islam dan Indonesia.

Baca juga:

Sepertinya, belum merasa cukup kiprah yang ditorehkan selama ini, NU ingin menciptakan yang lebih, dan terus memberikan yang berharga dan mulia, untuk Islam, Indonesia, termasuk dunia global.

Tanpa pamrih, tanpa kesombongan dan klaim berlebihan. Sebab, ditekan dan diselipkan dalam lipatan ketidaksukaan terhadapnya dalam bentuk narasi apa pun, meminjam tamsil KH Yahya Cholil Staquf, NU adalah sayap yang membuat Indonesia berkepak terbang di semesta.

Ahmad Bonang Maulana

Penulis lepas. Tulisannya tesebar di ragam media cetak dan online baik nasional dan daerah. Saat ini tinggal di Jakarta.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button