R20
PERADABAN.ID – Bulan-bulan menjelang akhir tahun, tamu-tamu agung dari luar negeri bersileweran. Semacam kerumunan yang direncanakan. Dan sudah barang tentu, pembahasannya pasti serius. Orang mengenalnya dengan gelaran G20.
Selain G20, juga akan digelar R20 sebagai event side dari keseluruhan acara, digagas Pengurus Besar Nahdlatul Ulama. Ketua Umumnya, juga kelihatan mondar-mandir untuk mengundang tokoh-tokoh agama dunia.
Tampaknya tidak akan duduk bersila, akan tetapi duduk di atas kursi. Di depannya tersedia pengeras suara, monitor layar besar akan terpajang di ruangan, mungkin juga akan disediakan aplikasi meeting untuk mengakomodasi tamu undangan yang tidak bisa hadir secara tatap muka.
Baca Juga
- Habib Ali: LAZISNU dari Indonesia Akan Menyentuh Seluruh Dunia
- LAZISNU Teladan Dunia, PBNU; Transparan dan Profesional
- Silaturahmi LAZISNU Se-Dunia: LAZISNU Beri Hadiah untuk 4 UPZIS Berprestasi
Berulang kali Gus Yahya menyampaikan undangan kepada para pemuka agama yang mewakili negara atau kelompok tertentu. Bahkan, juga disampaikan kepada kepala-kepala negara agar mengirimkan perwakilannya. Tambah yakin, ini sepertinya rencana penting, bahasannya juga akan besar. Pertemuan yang layak disaksikan.
Tentang hasil tentu kita tidak tahu. Tapi dari beragam laman media, R20 ditujukan untuk mengurai permasalahan dunia dari pendekatan agama. Kurang lebih, apa yang bisa dilakukan agama untuk kepentingan kemanusiaan secara universal.
Pertemuan ini tampaknya juga lompatan tranformatif agama. Agama tidak hanya sebagai identitas diri dan kelompok, melainkan mempertemukan nilai-nilai baik yang lebih universal, dari agama itu sendiri. Bahwa agama memanglah sangat penting sebagai ‘tanda pengenal’, tapi akan lebih bermakna jika memberi kontribusi di antara sesama.
Jika manusia dalam pertemuan-pertemuan itu biasanya menggunakan istilah silaturahim. Dari silaturahim itu bertemu gagasan-gagasan, solusi-solusi, tindak lanjut, dan seterusnya. Pertemuan akan selalu membawa dampak besar. Pada diri, syukur-syukur pada semua.
Dua lempeng bumi yang bertemu akan menghasilkan guncangan yang sangat besar, Ilmu Pengetahuan menamainya Gempa Bumi. Pemuda yang dikumpulkan akan mengguncang dunia, Soekarno yang bilang demikian. Para dewan yang bertemu di parlemen akan menghasilkan sesuatu yang berdampak besar, Undang-Undang semisal, atau melengserkan presiden pada 2001 yang lalu.
Pertemuan akan selalu punya gelora dan kisah-kisah lainnya; untuk keperluan penting dan sangat penting.
Kiai Bisri Mustofa suatu ketika menyebar para santri utusan untuk menemui kiai-kiai Rembang. Diundanglah para kiai itu dengan topik “keperluan penting”. Dan setelah berkumpul semua, seperti biasa dilanjutkan makan-makan. Tak berselang lama lalu meliuk asap rokok menyemprot atap rumah.
Tak kunjung juga “keperluan penting” itu dibahas. Sampai tamu undangan menanyakannya.
“Iya, Sri,” Mbah Ma’shum pun menimpali, “sekarang sudah makan, lekaslah …, keperluan pentingnya apa?”
“Kumpul-kumpul silaturrahim begini ini masa tidak penting?” Kiai Bisri menjawabnya, sebagaimana Gus Yahya menceritakan ulang “Keperluan Penting” itu.
Dan sekarang, adalah Gus Yahya yang mengundang tamu dari beberapa negara itu, untuk membicarakan agama dan solusinya terhadap permasalahan dunia; R20.
2 Comments