Berita

Makna di Balik Mars Satu Abad NU, Ini Penjelasan Gus Mus

PERADABAN.ID – Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Mustofa Bisri menjelaskan pengalaman dan makna lirik mars Satu Abad Nahdlatul Ulama (NU) cipataannya yang dirilis di Gedung PBNU siang ini, Jumat (6/1/2023).

Dalam usia 1 abad, Gus Mus memilah terdapat tiga generasi di tubuh NU yaitu generasi pertama adalah generasi pendiri, generasi kedua sebagai generasi penerus dan selanjutnya adalah generasi ketiga. Generasi pertama dan kedua, beliau ikuti dan pelajari dari tulisan-tulisan dan dokumentasi yang mereka tinggalkan.

“Yang lain saya ikuti secara pribadi, saya ikut serta dalam sejarah NU ini dalam khidmahnya,” ucapnya secara daring.

Dari sinilah, Gus Mus menemukan perkembangan, pasang surut dan perjuangan para kiai dan jamaahnya yang tebal istiqomah kendati diterpa banyak cobaan. Beliau mencontohkan, jika pengurus pusat agak malas, di bawah masih terus giat. Pun, saat di bawah pengursnya kurang giat, warganya yang giat.

“Jadi Nahdlatul Ulama ini memang saya yakin karena pendirinya mukhlis, orang-orang yang punya kasih sayang kepada manusia, kepada masyarakat terutama kepada warganya ini betul-betul luar biasa,” imbuhnya.

Saat dirinya diminta untuk menulis lagu Satu Abad Nahdlatul Ulama, kata pertama yang tertulis adalah subhanallah dan allahuakbar. Menurutnya ini adalah ungkapan batin terhadap apa yang sudah dicapai NU. Lalu di tengah, tertulis lirik alhamduillah sebagai ungkapan syukur atas semua yang dicapai NU.

Baca juga:

“Ini sebagai ungkapan batin terhadap apa yang sudah dicapai oleh Nahdlatul Ulama selama 1 abad. Di tengah-tengah saya mengucapkan alhamdulillah, karena semua yang dicapai Nahdlatul Ulama tidak lepas sama sekali dari kehendak Allah, termasuk pasang surutnya termasuk dinamisasinya, semuanya,” lanjut Gus Mus.

Sejak kebangkitannya, lanjutnya, mengambarkan NU yang selalu konsisten dan setia menjaga akidah dan ajaran Nabi Muhammad saw.

“Istiqomah dan setia menjaga agama, nusa dan bangsa. Supaya orang kalau ingin lakunya orang Islam Ahlussunnahwaljamaah itu apa, tinggal melihat NU. Kalau ingin melihat bagaimana kasih sayangnya Rasulullah, itu pimpinan-pimpinan kecil yang menjadi penerusnya Rasulullah yang besar,” ucapnya.

Di dalam lirik itu, beliau mengajak untuk membulatkan tekad, untuk melanjutkan amal yang telah dilaksanakan selama ini, baik itu yang bersifat organisasi, kemasyarakatan, bahkan kemanusiaan. Di dalam bait yang kesekian saya mengatakan mari kuatkan niat kita, kita bulatkan tekad kita, terus lanjutkan amal kita mengembangkan khidmah kita.

“Khidmah kita dari tahun ke tahun selalu berkembang. Kita tahu PBNU yang sekarang, justeru akan jagat yang akan dikhidmai, dunia seisinya,” lanjutnya.

Baca juga:

Salah satunya dari khidmah itu, sambungnya, adalah menebarkan kasih sayang semesta untuk melawan ketidakpahaman orang terhadap agama, sehingga menampakkan agama dengan penampilan-penampilan yang tidak sesuai dengan agama kita yang penuh kasih sayang. Ini tidak bisa diharapkan, kalau NU tidak memberikan contoh bagaimana ajaran Kanjeng Nabi Muhammad yang menebarkan kasih sayang.

“Kita selalu memohon apa yang kita lakukan, apa yang kita upayakan, apa yang kita kerjakan selalu dinauingi oleh ridlo Allah, dengan demikian, barokahlah apa yang kita lakukan,” pungkasnya membaca bait terakhir yang diciptakannya itu.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button