Berita

Gus Yahya: Pilih Pondok yang ‘Benar-Benar Keramat’

PERADABAN.ID – Sistem pendidikan di pondok pesantren dianggap memiliki keunggulan khusus (Fadhilah) dibandingkan dengan institusi pendidikan lainnya. Salah satu aspek yang membedakan adalah adanya keberkahan dan doa dari para kiai yang memimpin pesantren tersebut.

KH Yahya Cholil Staquf, yang juga dikenal sebagai Gus Yahya, menggambarkan keberkahan ini dengan sebuah perumpamaan. Beliau menyamakan berkah dari kiai dengan fungsi pelumas atau oli, yang berperan penting dalam memperlancar dan memudahkan proses pembelajaran santri selama menuntut ilmu di pesantren.

“Karena itu saya menitipkan anak untuk mondok di sini, supaya mendapat berkah dari Almaghfurlahu Simbah Munawwir, Simbah Ali Maksum serta para masyayikh lainnya,” kata Gus Yahya.

Baca Juga

Pernyataan itu disampaikan Gus Yahya ketika memberi sambutan sebagai Ketua Umum PBNU sekaligus wali santri pada puncak acara Haflah Khotmil Qur’an dan Majelis Haul (Ny Hj Salimah Munawwir ke-57, KH Dalhar Munawwir ke-16, dan Ny Hj Siti Makmunah ke-46) di Pondok Pesantren Nurussalam, salah satu komplek tertua di PP Al-Munawwir Krapyak, Sabtu (31/8) malam.

Gus Yahya berpendapat bahwa proses perolehan ilmu pengetahuan dapat dilakukan di berbagai tempat dan institusi, baik yang bersifat formal maupun non-formal.

Baca Juga Timpali Kelakar 3 Jenis Ikan, Gus Yahya: Kader Ansor Boleh ‘Nyemplung’ Jadi Ikan Apa Saja, Asal Jangan Hiu!

Di era digital ini, lanjut beliau, kemajuan teknologi informasi telah membuka akses yang luas terhadap berbagai sumber pengetahuan melalui internet. Bahkan kegiatan yang dianggap tradisional dalam pendidikan agama Islam, seperti menghafal Al-Qur’an, kini dapat dibantu dengan panduan online.

Namun demikian, Gus Yahya menekankan bahwa pondok pesantren memiliki keunikan tersendiri. Menurut beliau, hanya di lingkungan pesantren lah seseorang dapat memperoleh keberkahan yang menyertai proses pembelajaran.

Baca Juga

Aspek keberkahan ini menjadi pembeda utama antara pendidikan di pesantren dengan bentuk-bentuk pendidikan lainnya, termasuk yang berbasis teknologi modern.

“Kalau sekarang banyak pondok pesantren, lanjutnya, maka perlu pilih-pilih, kira-kira di pondok yang emang benar-benar keramat,” kata Gus Yahya yang dulu oleh ayahnya dipondokkan di Krapyak agar mendapat berkah Krapyak dan bisa seperti Mbah Ali.

“Sekarang saya menitipkan anak di sini semata-mata untuk mengharapkan berkah untuk anak-anak demi kemaslahatan di dunia dan di akhirat,” tambahnya.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button