Gus Miftah-Sunhaji Berdamai, Ansor: Lindungi Jemaah Nahdliyin dan Akhiri Polemik
PERADABAN.ID – Jarak antara Magelang dan Sleman, Yogyakarta tidak terlalu jauh. Jika menempuhnya, antara menumpangi mobil atau motor, hanya berkisar satu jam lebih dua atau tiga menit.
Jarak tempuh yang tidak terlalu jauh, tidak menyulitkan terjadinya pertemuan GP Ansor DIY dengan Pak Sunhaji. Abdul Muiz, Ketua Pimpinan Wilayah GP Ansor D.I. Yogyakarta, tidak terlalu lama menunggu Pak Sunhaji untuk bertemu di Sleman, dengan perjalanan pengawalan ketat yang dilakukan Banser mengantar Pak Sunhaji.
“Prinsipnya beliau (Bapak Sunhaji) adalah jemaah dari pengajian Gus Miftah. Kami berusaha untuk mencari tahu akar persoalannya, terus secara keanggotaan beliau bukan anggota Banser,” ujarnya secara tertulis pada Rabu (4/12).
Namun, kata Muiz, Sunhaji adalah sosok yang penuh semangat dan sering hadir di pengajian-pengajian. Ini menjadi salah satu alasan Muiz, untuk mengangkatnya menjadi Anggota Kehormatan Banser.
“Kami beri beliau sebagai Anggota Kehormatan Banser. Karena melihat semangat beliau, agar beliau merasa banyak saudara dan tetap semangat. Dan beliau mengonfirmasi untuk ikut pelatihan Banser, sudah bersedia mengikuti Diklatsar,” imbuhnya.
Sebagai masyarakat biasa, cerita Muiz, Sunhaji tidak mengetahui bahwa dirinya sudah viral di sosial media. Rumahnya pun kerap ramai setelah kejadian yang tidak memungkinkan Muiz bisa langsung bersilaturahim ke rumahnya di Magelang.
Antara Gus Miftah dan Sunhaji, mulanya Muiz tidak mengetahui apakah sudah ada titik temu antara keduanya. Yang kami lihat, lanjut Muiz, antara mereka sudah bertemu Gus Miftah dan saling memaafkan. Sunhaji juga tampak semangat karena sekarang mempunyai lebih banyak sahabat di Banser.
“Kami mengambil inisiasi agar tidak disalahgunakan oleh pihak tertentu dan memecah belah Nahdliyin, dan untuk mencari solusi yang terbaik. Sekarang beliau posisinya dalam bentuk semangat karena punya sahabat Banser,” tambahnya.
Dari pelajaran itu, kita semua perlu mengambil hikmah, agar kita sekalian bisa mengambil pelajaran termasuk Gus Miftah untuk lebih berhati-hati, mengingat sangat sensitif di tengah masyarakat.
“Untuk lebih berhati-hati, karena ini sangat sensitif. Dampaknya ke depan agar kita lebih berhati-hati. Mengenai isu-isu lain yang tampaknya memecah belah, kita perlu berhati-hati,” imbuhnya.
Dan rencananya, di daerah kediaman Pak Sunhaji akan digelar pengajian yang akan dihadiri oleh Gus Miftah dan Cak Percil.
Baca juga:
- Tito Tolak Wacana Polri di Bawah Kemendagri, Ansor: Langkah yang Tepat, Sudahi Wacana Iseng Ini!
- GP Ansor Berduka atas Wafatnya Pianis Difabel Inspiratif Budi Simarmata
Menjaga Keutuhan Nahdliyin
Bagi Ansor, ada indikasi yang mencoba menumpangi peristiwa ini dan digerakkan oleh kelompok-kelompok tertentu. Oleh karenanya, Muiz menegaskan bahwa peran Ansor dan Banser untuk menjaga keutuhan Nahdliyin.
“Kami membacanya ada kepentingan politik yang digerakkan. Konsentrasi Ansor DIY bagaimana agar ini tidak memecah belah,” kata Muiz.
Sesuai koordinasi dengan Pimpinan Pusat GP Ansor yakni Bang Ketum Addin dan Kasatkornas Banser Syafiq Syauqi, Ansor diminta mencari solusi terbaik dari persoalan ini agar tidak melebar.
“Silaturahim ini juga dukungan dari Kasatkornas dan Ketua Umum agar masalah-masalah tidak melebar dan bisa diselesaikan,” cerita Muiz.
Isu ini juga akan dikoordinasikan dengan Pimpinan Pusat, mengingat potensi yang timbul dari peristiwa ini bisa memecah belah Nahdliyin. Apalagi, menurutnya, pelaksanaan Pilkada yang baru selesai, menjadi bagian residu politik.
Tidak terkecuali, kelompok-kelompok Wahabi juga mendekati Pak Sunhaji. Dan Muiz, menegaskan akan menjaga Pak Sunhaji. Ini pentingnya pemberian Anggota Kehormatan kepada Sunhaji, sebagai langkah preventif menjaga beliau.
“Kami ingin nilai-nilai kebaikan Ansor untuk terus ditegakkan. Termasuk melindungi jemaah, melindungi Nahdliyin dari gangguan kelompok Wahabi. Ini bentuk antisipasi, melalui pemberian jaket Banser,” tukasnya.
Oleh karena sudah terjadi pertemuan antar keduanya dan saling memaafkan, Pimpinan Pusat GP Ansor meminta polemik ini untuk segera disudahi.
“Jadi polemik ini sudah selesai, tidak perlu diperpanjang dan diperdebatkan,” kata Bang Ketum Addin Jauharudin, Rabu (4/12).