PERADABAN.ID – COO Center for Shared Civilization Values (CSCV), North Caroline, USA, H Muhammad Cholil mempercayai bahwa Nahdlatul Ulama ditakdirkan untuk menjadi teladan umat secara keseluruhan dalam Halaqah Nasional Strategi Peradaban Nahdlatul Ulama, di Yogyakarta, pada Senin (29/1)
“Saya percaya NU sudah ditakdirkan untuk menjadi teladan umat manusia secara keseluruhan. Baik pada tahun-tahun yang sedang berjalan di depan kita maupun abad-abad yang akan datang,” ujarnya dalam rangkaian Harlah ke-101 NU tersebut.
Di Pondok Pesantren Al Munawwir Krapyak itu, dia menjabarkan keteladanan ini juga dirasakan oleh seluruh umat manusia, tidak hanya Islam. Selama satu abad menurutnya, NU telah berperan sebagai pembimbing masyarakat Nusantara dalam melewati pergolakan dan arus sejarah.
Baca juga:
- Gus Yahya: Banyak Di Antara Kita yang Masih Terobsesi Mengejar Layangan Putus
- Gus Mus: Pilpres Bukan Urusannya NU
Dalam kancah global, NU dinilai akan berada di garis terdepan untuk membawa Islam rahmatan lil alamin sebagai kesadaran umat sebagai jalan keluar dari berbagai kesulitan dan krisis peradaban modern dewasa ini.
Selain itu, dia juga mengulas mengenai tantangan yang dihadapi NU dalam memainkan peran sentralnya di kancah global. Di antaranya adalah ketidaktahuan dunia Barat – mulai dari pemangku kebijakan, intelektual dan jurnalis – terhadap peradaban Nusantara dan NU.
“Selain karena egosentris Barat, hal ini juga terkait dengan geografis dan sejarah. Afrika Utara dan Timur tengah terletak dekat dengan Eropa,” lanjutnya.
Dengan demikian bagi sebagian orang di Barat, Islam identik dengan Arab atau dengan negara-negara yang sangat bermasalah seperti Afghanistan dan Pakistan
“Faktor yang lain adalah warisan linguistik dari kolonialisme. Berbeda dengan India, Malaysia dan Singapura, yang penduduknya fasih berbahasa Inggris,” imbuhnya.
Warisan kolonilisme Belanda di Indonesia, menimbulkan hambatan bahasa, yang pada gilirannya melahirkan tantangan yang signifikan terhadap komunikasi dengan dunia luar maupun kemampuan dunia dalam memahami dan mengapresiasi Indonesia.
Baca juga: Rais Aam Keluhkan Pemahaman tentang NU yang Hampir Punah
Dirinya juga mengapresiasi langkah-langkah NU dalam mengatasi hambatan dan tantangan NU berkiprah di kancah global. Diantaranya perjuangan Gus Dur, Gus Mus, dan Gus Yahya yang mengakibatkan situasi ini mulai berubah.
“Tetapi kita harus sadar. Ini seperti bukit yang harus kita naikin, ada gap. Ini menjadi kesempatan dan menjadi tantangan,” tandasnya
