Berita

Bob Hefner: GP Ansor Alami Signifikansi Peran dalam Membangun Budaya Demokrasi

PERADABAN.ID –  Profesor Antropologi Boston University Robert W Hefner mengakui peran sipil GP Ansor dalam demokrasi Indonesia.

“Dalam beberapa tahun terakhir, kerja-kerja demokrasi kemudian dilakukan secara masif oleh KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) melalui GP Ansor, Bayt ar-Rahmah dan Humanitarian Islam,” kata Bob Hefner dalam ICONIC 2023, (6/11).

Melalui ketiga lembaga tersebut, lanjut dia, Gus Yahya mencoba memakai fiqih untuk merekonstruksi pesan menghargai non-muslim dan keterikatan masyarakat yang menerangi nilai-nilai modern demokrasi dan persamaan.

Di samping itu, kemajuan demokrasi menurutnya tidak terlepas dari peran yang dilakukan oleh NU dan Muhammadiyah.

“Dua organisasi tersebut juga memantik lahirnya democratic culture atau dalam bahasa Zainal Abidin Bagir sebagai pluralisme kewargaan,” tukas profesor yang sudah 40 tahun meneliti Indonesia itu.

Baca juga:

Pluralisme kewargaan merupakan budaya kewargaan yang tidak terlalu memusingkan etnik, tapi merangkul dan mendorong terbentuknya persamaan kedudukan, hak warga, dan kebebasan.

Selama 40 tahun, Indonesia mengalami peningkatan peran sipil secara umum, dan Muslim secara khusus.

“Hal ini dipengaruhi juga oleh kerja normatif yang dilakukan oleh dua organisasi Islam terbesar dalam membangun budaya sipil secara taat,” terangnya.

Perkembangan demokrasi di Indonesia ini, tentu, tidak terlepas dari peran para pemikir modern Islam.

“Para pemikir Islam, pada 1980 seperti Gus Dur, Cak Nur, Dawam Rahardjo, Djohan Effendi dan lain sebaginya mencoba memaknai pemerintah demokrasi sebagai maslahat,” tandas Hefner menandaskan.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button