Berita

Begini Tanggapan Gus Yahya Terkait Gerakan Boikot dan Psywar terhadap Tentara Israel

PERADABAN.ID – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (Ketum PBNU) KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) menilai gerakan boikot produk Israel penting untuk mendapatkan perhatian politik.

“Gerakan boikot (produk Israel) penting untuk mendapatkan perhatian politik, tapi sekarang dua kubu juga melakukan hal yang sama,” kata Gus Yahya dalam Introducing Meeting ISORA di Shangri-La Hotel Jakarta, Selasa (21/11/23).

Gus Yahya menyebut beberapa brand seperti Disney dan Netflix yang pro-Israel menggelontorkan cukup banyak uang untuk biaya perang di Gaza. Selain itu, ada teriakan yang mencoba memboikot X karena menayangkan segala hal yang berkaitan dengan Palestina.

Baca Juga

“Ini resiprokal, kalau saling boikot jalan keluarnya apa?” tanya Gus Yahya.

Pengasuh Pesantren Raudlatut Thalibin itu juga memberikan sebuah alternatif dengan membangun platform agama.

“Kami ingin merambah satu alternatif yang tidak bisa dikucilkan karena agama ini pemeran yang sangat besar pengaruhnya di tengah masyarakat, maka kami ingin membangun platform agama dalam menyelesaikan masalah dunia,” kata Gus Yahya.

Baca Juga ISORA: Platform Bagi Tokoh Agama Dunia Merumuskan Kebijakan dalam Menyelesaikan Masalah Dunia

“Kami ingin agama bekerja di lapangan untuk ikut menggerakkan perubahan menuju solusi. Kenapa tidak menggerakkan satu agama saja? Sehingga cukup menggerakkan konferensi Ulama Islam, karena kita tidak melihatnya sebagai masalah Islam-Kristen,” lanjutnya.

Selain perihal boikot, Gus Yahya juga menilai perilaku psy-war yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia terhadap tentara Israel (IDF) belum dianggap sebagai strategi menuju jalan keluar.

“Kalau soal antisemitis dan Islamophobia yang selama ini cenderung diperalat untuk kepentingan politik malah akan memperkeruh keadaan,” terang Gus Yahya.

Baca Juga

Gus Yahya beranggapan koridor dan parameter antisemitis masih kabur. Ia menjelaskan bahwa antisemitisme itu seperti perilaku Hitler terhadap bangsa Yahudi, yaitu sikap yang membabi buta yang membenci semitisme.

“Kita menolak penindasan, penolakan, dan dunia sudah semakin terbuka, tidak mungkin lagi opini publik direkayasa, sekarang informasi makin terbuka, agar kita bersikap lebih jernih dalam menanggapi masalah yang ada,” tandas Gus Yahya menandaskan.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button