Soal Sumber Daya Alam Indonesia, Gus Yahya: Waktu Kita Tinggal 11 Tahun Lagi
PERADABAN.ID – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (Ketum PBNU) KH Yahya Cholil Staquf mengatakan tahun 2035 menjadi tahun penentuan kita bisa memanfaatkan sumber daya alam Indonesia dalam Halaqah Fikih Peradaban di PP Lirboyo, Kamis (28/11/23).
“Sekarang kita (Indonesia, red-) berada pada titik middle income trap (jebakan penghasilan menengah). Kalau kita tidak mampu memanfaatkan sumber daya alam untuk mengembangkan vitalitas ekonomi yang lebih kuat, nasib kita jadi seperti negara-negara Amerika Latin,” kata Gus Yahya.
Indonesia, menurut Gus Yahya, dengan kekayaan sumber daya alam yang melimpah membuatnya termasuk dalam negara dengan kemampuan ekonomi menengah.
Baca Juga
- Berita dan informasi Gus Yahya terbaru
- Hadiri Natal Nasional 2023, Gus Yaqut: Kebaikan Tuhan Begitu Nyata di Negeri Ini
Tapi banyak negara-negara yang sudah mencapai taraf ekonomi menengah tapi gagal berkembang.
“Masalahnya, banyak negara-negara yang sudah mencapai taraf ekonomi menengah karena sumberdaya alamnya, tapi gagal berkembang lebih jauh, malah jatuh merosot jadi miskin lagi. Itu terjadi di Amerika Latin, seperti negara Brasil, Meksiko, Argentina, dan Bolivia,” terang mantan Jubir Presiden Gus Dur itu.
Kenapa hal itu bisa terjadi? Menurut Gus Yahya kemerosotan negara-negara tersebut karena ketidak-mampuan mereka dalam mengembangkan vitalitas ekonomi yang lain, yaitu yang berbasis industri.
“Nasib Indonesia cuma sampai tahun 2035, sekarang sudah 2023, tinggal 11 tahun lagi,” jelasnya.
Baca Juga
- Gus Yaqut Hadiri Pengukuhan 2302 Relawan Moderasi di NTB
- Gus Yahya: Kamus Al Munawwir Merupakan Kamus Paling Ekstensif di Dunia
“Kenapa 2035? Karena sumber minyak yang hari ini bisa dieksploitasi, kira-kira tahun 2035 itu sudah habis, dan harus eksplorasi lagi untuk mendapatkan sumber minyak baru,” lanjutnya.
Gus Yahya sepakat dengan program hilirisasi yang digulirkan Presiden Jokowi. Dia meyakini bahwa sekarang waktunya untuk berupaya menghasilkan sumber daya alam yang bisa mendorong lahirnya kemampuan ekonomi yang lebih kuat.
“Pak itu bikin strategi hilirisasi, tidak dijual mentah-mentah, tapi diolah dulu baru dijual. Karena kalau diolah dulu harganya berlipat. Di samping itu, dalam kacamata fikih jual belinya lebih sah daripada jual barang menta,” tegas alumni PP Krapyak Yogyakarta itu.
2 Comments