Opini

Keseriusan Peran NU di Kancah ASEAN

PERADABAN.ID – Nahdlatul Ulama (NU) merupakan oragnaisasi kemasyarakatan (ormas) yang didirikan pada 31 Januari 1926 M/16 Rajab 1344 H oleh Hadratussyaikh KH M Hasyim Asy’ari, Kiai Wahab Chasbullah dan Kiai Bisri Syansuri dan kiai-kiai lainnya.

Tujuan didirikannya NU yakni untuk menjaga berlakunya ajaran Islam yang menganut paham Ahlussunnah wal Jamaah serta mewujudkan tatanan masyarakat yang berkeadilan demi kemaslahatan dan kesejahteraan umat dan demi terciptanya rahmat bagi semesta alam.

Untuk itu, dalam meralisasikan tujuan tersebut NU perlu bekerja ekstra dengan segala bentuk upaya dan doa dalam setiap langkah khidmatnya.

Baca Juga

Mengangkat tema besar yakni “Merawat Jagat Membangun Peradaban”, pada Abad Kedua ini NU mengokohkan peranannya dalam kancah internasional tanpa mengurangi peranan utamanya dalam kancah nasional. Langkah-langkah dan strategi disusun untuk membangun perdamaian dunia terus dilakukan.

Dalam kancah internasional, pasca kegiatan Religion Twenty atau R20 di Bali, NU kembali melakukan upaya dengan para pemuka agama ASEAN. Melalui forum ASEAN Intercultural and Interreligious Dialogue Conference (IIDC) yang akan dilaksanakan pada 7 Agustus 2023 merupakan bentuk peranan NU dalam membangun peradaban dunia yang lebih baik.

Dengan adanya gelaran ASEAN IIDC, Gus Yahya selaku Ketua Umum PBNU memiliki gagasan bahwa perlu adanya mitigasi terkait problematika serta potensi-potensi konflik yang ada di masyarakat khususnya yang berlatar belakang agama. Seperti halnya Rohingya di Myanmar, konflik Moro Filipina, hingga konflik Ambon dan Poso Indonesia.

Baca Juga

Parahnya lagi, perbedaan agama yang dianut oleh masyarakat dalam satu wilayah yang sama sering menjadi sumbu awal terjadinya konflik dan kerusuhan dengan sentiment agama.

Melaui forum tersebut, Gus Yahya juga berharap dapat mencetuskan solusi dan gagasan atas segala masalah yang muncul terutama di level ASEAN. Termasuk solusi dan gagasan dalam cara pandang dan cara berpikir baru dalam menghadapi dunia di era sekarang ini.

Selain itu, diharapkan dapat memunculkan kebijakan strategis dari para pemuka agama yang berdampak secara politik di level ASEAN. Sehingga agama sebagai instrument dalam suatu negara mampu menjadi bagian yang tidak bisa ditinggalkan untuk mewujudkan tatanan masyarakat yang lebih baik.

Memang bukan hal mudah, sehingga diperlukan perjuangan dan kesungguhan. Transformasi cara pandang dan cara pikir juga suatu hal yang harus dilakukan. Selain itu, kerjasama dan dukungan dari berbagai pihak menjadi hal yang tak bisa ditinggalkan.

Hal inilah sebagai komitmen dan wujud nyata peranan NU di level ASEAN dalam mewujudkan cita-cita peradaban.

Oleh: Ibnoe Em (Sarjana Hukum Islam, Pegiat Kajian Pesantren dan Alumni UNU Purwokerto)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button