Ke Keraton Jogja, Delegasi R20 Berkunjung Ke Jantung Kebudayaan Jawa
PERADABAN.ID – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf memimpin rombongan delegasi R20 berkunjung ke Keraton Ngayogyokarto disambut oleh Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Mangkubumi, putri pertama dari Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Rombongan berangkat dari penginapan di Hotel Hyatt Regency di Sariharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta sekitar pukul 18.30 WIB. Mereka berangkat usai menuntaskan sesi pleno pertama. Rombongan tiba di Keraton Yogyakarta sekitar pukul 19.00 WIB.
Para pemimpin agama dari berbagai negara itu langsung diarahkan untuk mengambil posisi di Bangsal Sri Manganti. Tampak di tengah, GKR Mangkubumi diapit oleh Gus Yahya di sebelah kiri dan Syekh Abdurrahman al-Khayyat, Kepala Liga Muslim Dunia atau Muslim World League (MWL) untuk Asia Tenggara dan Australia, di sebelah kanan.
Mungkin anda juga suka
- Berita dan Informasi Gus Yahya Terbaru
- Forum R20 di Yogyakarta Soroti Persekusi Terhadap Kelompok Minoritas
Di samping kiri Gus Yahya, duduk GKR Hayu (putri keempat Sri Sultan Hamengkubuwono), Katib Aam PBNU KH A Said Asrori, dan Waketum PBNU Habib Hilal al-Aidid.
Dalam sambutannya, Gus Yahya menyampaikan, pihaknya membawa para pembicara Forum R20 dari tokoh-tokoh agama dunia ini ke Yogyakarta dalam rangka memberikan pemahaman, pengalaman, sekaligus perasaan secara langsung di jantung budaya dan peradaban Indonesia.
“Mereka di sini untuk merasakan dan mengerti inisiatif masyarakat negara mayoritas Muslim dan negara dengan budaya luar biasa di sini. Anda sekalian berada di jantung budaya dan peradaban di negara ini,” ujarnya.
Mungkin anda juga suka
- Imam Besar Masjid Istiqlal: NU Berhasil Majukan Agama sebagai Faktor Penting Perubahan Global
- Berikut 11 Resolusi R20, Upaya Memastikan Agama Menjadi Sumber Solusi Global
Keraton Ngayogyakarta, lanjut Gus Yahya, menempati posisi unik di Indonesia, baik dilihat dari sisi sejarah, maupun dinamika masyarakat Indonesia. “(Keraton Yogyakarta) Mewarnai mentalitas karakter dan keseluruhan jalan hidup bangsa Indonesia untuk 300 tahun,” tuturnya.
Ketika kemerdekaan Indonesia diproklamasikan, Kerajaan ini masih efektif sebagai institusi politik. Kerajaan ini bergabung dengan negara-bangsa yang baru dideklarasikan, yaitu Indonesia.
Menurut Gus Yahya, hal itu merupakan pengorbanan dan kepercayaan luar biasa. “Republik Indonesia tidak pernah lupa Keraton Yogyakarta untuk kontribusi yang luar biasa untuk bangsa ini,” ujar Pengasuh Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang, Jawa Tengah itu.
Mungkin anda juga suka
- Di Forum R20, Gus Yaqut Narasikan Wajah Paradoks dan Kemuliaan Era Globalisasi
- Rais ‘Aam PBNU di R20: Bangun Peradaban Baru Berdasar Persamaan Hak
Sementara itu, GKR Mangkubumi mewakili Sri Sultan Hamengkubuwono X mengucapkan selamat datang di pusat peradaban. “Selamat Datang di Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat yang sejak Eyang Hamengkubuwono I jadi pusat budaya sebagaimana disebut Gus Yahya,” ujarnya.
Beberapa tahun ini, pihaknya belajar untuk membangun Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai Warisan Dunia. “Kita tidak kalah dengan Edinburgh. Kita tidak kalah dengan Kyoto, dan kota lain,” ujarnya bangga.
GKR Mangkubumi menjelaskan, DI Yogyakarta ini adalah pusat budaya yang mencakup juga pusat pembelajaran agama. Ia berharap kehadiran Pemuka Agama pada kesempatan tersebut dapat menumbuhkan toleransi dan perdamaian.
“Mudah-mudahan ke depan agama semakin baik, toleransi semakin tinggi, dan selalu ada kedamaian di hati,” harapnya.
Sebelumnya, ia juga mengaturkan permohonan maaf dari Sri Sultan Hamengkubuwono X yang tidak dapat menghadiri acara jamuan makan malam tersebut.
One Comment