Berita

Gus Yahya: Renaissance NU Dimulai dari Krapyak

PERADABAN.ID – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (Ketum PBNU) KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) mengatakan bahwa Renaissance Nahdlatul Ulama dimulai dari Krapyak Yogyakarta pada tahun 1989.

“Maka saya berani katakan hari ini bahwa Reinasans Nahdlatul Ulama dimulai dari Krapyak Yogyakarta,” kata Gus Yahya dalam acara Halalbihalal PWNU DIY di Krapyak Yogyakarta, Ahad (28/5).

Menurut Gus Yahya renaissance merupakan kenyataan tentang adanya perubahan-perubahan besar di dalam peradaban.

“Yang mau tidak mau harus diikuti dengan juga menyesuaikan diri dengan cara berpikir, cara bertindak, dan menerima berbagai gagasan baru untuk kemaslahatan masyarakat yang lebih baik,” tegas santri KH Ali Maksum Krapyak Yogyakarta itu.

Baca Juga

Tetapi, lanjut dia, semua itu dilakukan dengan tetap menghargai tradisi dan justru bahkan menggali inspirasi-inspirasi di dalam tradisi untuk memberikan jawaban baru dari masalah baru yang muncul di tengah masyarakat akibat perubahan-perubahan (renaissance) tersebut.

Gus Yahya menyebut bahwa di Krapyak tahun 1989 di dalam Muktamar ke-28 Nahdlatul Ulama sebagai kebangkitan baru NU di tengah perubahan-perubahan tersebut.

“Di sini juga tahun 1989 di dalam Muktamar ke-28 Nahdlatul Ulama menyatakan dengan tegas dan resmi bahwa fiqih harus dikontekstualisasikan dengan zaman. Dan keputusan ini sebetulnya berawal dari pemikiran dari arahan Syaikhina Kiai Ali Maksum bahwa Islam itu harus solihun likulli zaman wa makan,” tegas alumni Sosiologi UGM tersebut.

Baca Juga

“Kalau ada yang ngaku-aku sebagai Islam harus ikut ini tapi ternyata menjadi masalah menjadikan kerusakan bahkan di dalam masyarakat menjadikan perbenturan konflik kekacauan dan lain-lain pasti bukan Islam, pasti bukan sejatinya Islam. Kalau ngotot disebut Islam berarti Islam abal-abal. Karena sekali lagi Islam itu harus sholihun likulli zaman wa makan,” lanjutnya.

Di hadapan para Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Daerah Istimewa Yogyakarta (PWNU DIY), Gus Yahya mencoba menjelaskan makna dalil yang sesungguhnya perihal adanya perubahan yang didorong oleh para ulama.

“Saya tidak mau bertanya dalilnya apa pokoknya ya dalilnya ya Mbah Ali itu, sudah. Kalau Mbah Ali sudah dawuh begitu ya itu dalil. Orang goblok nggak usah nanya-nanya lagi,” tukasnya.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button