Gen Masyarakat Nusantara

PERADABAN.ID – Kita mewarisi budaya dari peradaban Majapahit di dalam gen kemasyarakatan Indonesia. Gen kemasyarakatan yang luhur nan agung dalam lanskap peradaban.
Semboyan Bhinneka Tunggal Ika membuktikan bahwa Majapahit menolak menjadikan agama sebagai identitas politik kerajaan. Identitas politik kerjaan diejewantahkan dalam langgam keterbukaan terhadap segala unsur perbedaan.
Baca Juga Berita dan Informasi Gus Yahya Terbaru
Maka, tidak ada kewajiban bagi penduduk Majapahit untuk mengikuti agama negara. Mereka berhak menganut agama yang mereka yakini. Karena itu, Bhinneka Tunggal Ika bukan hanya semboyan, tetapi ia sudah menjadi fondasi peradaban Nusantara.
Beratus-ratus tahun kemudian, gen itu diwariskan dalam sejarah dan dinamika kemasyarakatan Indonesia. Terinternalisasi melalui nilai dan norma yang terlembaga. Sehingga, dalam riak-riak kecil yang menggangu, mendompleng di atas kebhinekaan, akan mudah kelihatan dan gampang dijinakkan.
Baca Juga 4 Perubahan dalam Peradaban Manusia
Persisnya, gen itu tidak hanya menjadi kekuatan dan karakteristik biologis kebhinekaan, tetapi menjadi pondasi dan imajinasi masyarakat Indonesia, untuk menjaga dan mempertahankannya. Terintegrasi dalam panduan irama kebhinekaan, terorkestrasi dalam peradaban.
Sumbu-sumbu perpecahan yang dimotori oleh mesin etnis, ras, antar golongan dan sejenisnya, terhenti melalui rem kebhinekaan. Pondasi dan imajinasi kesatuan dalam kebhinekaan menjadi spion pengingat untuk melanjutkan bergeraknya roda peradaban.
Ilustrasi di atas tidak lepas dari pandangan KH Yahya Cholil Staquf dalam buku Perjuangan Besar Nahdlatul Ulama: Tajdid Jam’iyyah untuk Khidmah Milenial. Satu pandangan yang mendemontrasikan pesan-pesan persaudaran antar sesama dalam ruang keberagaman.
Video lengkapnya bisa dilihat di bawah ini:
2 Comments